Text
Metode Meningkatkan Kepekaan Belajar Ilmu Agama Di Pesantren Daerah Perkotaan (Studi Kasus Di Pesantren As-Salafiyah Sumur Putih Pamekasan), Skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam
ABSTRAK
Muzayyin, 2008, Metode Meningkatkan Kepekaan Belajar Ilmu Agama Di Pesantren Daerah Perkotaan (Studi Kasus Di Pesantren As-Salafiyah Sumur Putih Pamekasan), Skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pembimbing: H Abbadi Ishomuddin, MA.
Kata Kunci: Metode Meningkatkan Kepekaan Belajar Ilmu Agama.
Ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini. Pertama: metode apa yang dilakukan kiyai, ustadz, ustadzah, dan pengurus untuk meningkatkan kepekaan ilmu agama di pondok pesantren as-Salafiyah Sumur Putih Pamekasan. Kedua: faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kepekaan belajar ilmu agama di pondok pesantren As-Salafiyah Sumur Putih Pamekasan?
Sumber data dalam penelitian ini adalah para santri, pengurus yang terbentuk dari santri yang mempunyai subjek utama dalam penelitian ini juga pengasuh yang merupakan figur senter di pondok pesantren As-Salafiyah Sumur Putih Pamekasan. Adapun pengumpulan data-data dokumen, wawancara dan observasi berlangsung selama 31 hari, mulai tanggal 29 Juni sampai dengan 30 Juli 2008 tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk metode meningkatkan kepekaan belajar ilmu agama ini yaitu berupa praktek, lomba-lomba, mengoptimalkan perangkat yang ada, menggembleng para santri untuk bekerja keras dalam menuntut ilmu, memberikan tauladan para santri dan pengetahuan-pengetahuan yang umum sebagai bekal, pengalaman dan evaluasi diri terhadap santri dan pengurus, keberadaan santri di pondok pesantren As-Salfiyah Sumur Putih Pamekasan ini sangat bervariasi dengan jumlah santriwan santriwati berjumlah 104 dengan latar belakang berbeda-beda.
Adapun santri yang menjadi penunjang dalam belajar ilmu agama yaitu yang pertama adalah pengasuh sebagai peran utama dalam pelaksanaan program pondok, minat santri, penggunaan metode guru dalam pembelajaran berlangsung dan dukungan dari orang tua santri. Sedangkan yang menjadi penghambat dalam belajar ilmu agama adalah minimnya buku penunjang, minimnya waktu, dan penggunaan alat media.
Dengan adanya metode meningkatkan kepekaan belajar ilmu agama ini kiyai, ustadz dan pengurus merespon dan berpartisipasi terhadap pelaksanaan tersebut untuk lebih mengoptimalkan kinerja mereka. Maka terhadap pihak terkait untuk selalu mendukung dan menyumbangkan idenya demi terciptanya harapan apa yang diinginkan dan terlaksana dengan baik.
Tidak tersedia versi lain