Text
PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI (Analisis terhadap Pemikiran Mushthafa al-Ghalayaini dalam Kitab ‘Idhatun Nasyi’in)
Arif Muntaha. 2012. Pendidikan Karakter Islami: Analisis terhadap Pemikiran Mushthafa al-Ghalayaini dalam Kitab ‘Idhatun Nasyi’in. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam, STAIN Pamekasan. Dosen Pembimbing: H. Mohammad Hasan, M.Ag.
Kata kunci : Pendidikan Karakter Islami, Mushthafa al-Ghalayaini
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Oleh karena itu, di sekolah perlu dikembangkan pembelajaran yang menyadari bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi yang otomatis namun membutuhkan keterlibatan mental, dan mengubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memadukan potensi fisik dan psikis siswa. Pendidikan seperti ini akan lebih menunjang terhadap pembentukan karakter anak didik di masa-masa selanjutnya.
Penelitian difokuskan pada permasalahan: (1) Bagaimana pemikiran Mushthafa al-Ghalayaini tentang pendidikan karakter islami dalam Kitab ‘Idhatun Nasyi’in? (2) Bagaimana aplikasi pemikiran Mushthafa al-Ghalayaini tentang pendidikan karakter islami terhadap pendidikan di Indonesia?
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian pustaka (library reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumenter dan menggalinya dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Setelah data tersebut terkumpul, maka menganalisis data tersebut melalui metode analisis wacana.
Berdasarkan kajian/penelitian yang dilakukan penulis, diperoleh temuan bahwa: (1) Pendidikan karakter islami dapat diwujudkan dengan memperkenalkan anak didik dalam mengidentifikasi sifat-sifat: berani melangkah/maju, sabar, munafiq, ikhlas, putus asa, pengharapan, pengecut, membabi buta (tindakan ngawur), keberanian, kemashlahatan, kemuliaan, lengah dan waspada, revolusi moral, rakyat dan pemerintah, tertipu oleh diri sendiri, pembaharuan, kemewahan, agama, modernitas, kebangsaan, kemerdekaan, macam-macam kemerdekaan, kehendak, kepemimpinan, ambisi kekuasaan, dusta dan jujur, adil, dermawan, kebahagiaan, melaksanakan kewajiban, bisa dipercaya, iri dengki, tolong menolong, pujian dan belenggu, fanatik, pewaris bumi, kejadian awal, tunggulah saatnya, derma, perempuan, pikirkanlah dan tawakkal, dan pendidikan. (2) Pemikiran pendidikan yang dibangun al-Ghalayaini selalu berorientasi pada pendidikan moral dengan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada anak didik. Hal ini sangat relevan, bahkan bisa dinilai sebagai sesuatu yang urgen untuk kondisi pendidikan masa kini, dimana banyak lulusan sekolah yang prilaku dan moralnya jauh dari apa yang dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar ’45 dan tidak sesuai pribadi luhur bangsa Indonesia. Dengan menekankan pendidikan moral dan pemantapan pribadi, kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan ini mungkin masih bisa diselamatkan.
Tidak tersedia versi lain