Text
Penangan Gangguan kejiwaan (Neurosis) Pada Santri di Pondok Pesantren Dakwatul Khairat Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pemekasan
ABSTRAK
Yuliatin Astutik, 2012, Penangan Gangguan kejiwaan (Neurosis) Pada Santri di Pondok Pesantren Dakwatul Khairat Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pemekasan, Skripsi, Program Studi PAI, Jurusan Tarbiyah, Pembimbing: Dr. Atiqullah, M.Pd.
Kata Kunci : Penanganan, Gangguan Kejiwaan
Santri yang hidup di era modernisasi telah banyak memunculkan persoalan-persoalan kejiwaan yang tidak mungkin terselesaikan dengan sekedar menggunakan obat-obatan atau alat-alat tekhnologi. Gangguan kejiwaan tersebut dampak dari ketidakseimbangan antara kebudayaan, materi dengan kekosongan rohani diwaktu bersama keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaimana penanganan gangguan kejiwaan (neurosis) pada santri pondok pesantren Dakwatul Khairat Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan; Kedua, Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi santri mengalami gangguan kejiwaan (neurosis) di pondok pesantren Dakwatul Khairat Desa Branta Tinggi Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif yang berbentuk deskriptif, sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan adalah pengasuh pondok, ketua pondok, dan semua ustadzah serta santri Pondok Pesantren Dakwatul Khairat Branta Tinggi Tlanakan-Pamekasan. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, dimana untuk mendukung dan memperkuat hasil temuan yang dilakukan cek keabsahan data melalui keikutsertaan (berbaur dengan santri), perpanjangan kehadiran peneliti,observasi lebih mendalam dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : pertama, Faktor yang mempengaruhi santri mengalami gangguan kejiwaan (neurosis) di pesantren ditimbulkan dari dua faktor yaitu: Faktor pribadi (internal) yaitu faktor yang timbul dari dalam diri seorang santri seperti cacat tubuh, IQ yang rendah sehingga menimbulkan perasaan minder, takut, malu dan sebagainya . dan faktor lingkungan sosial (eksternal) yaitu faktor yang ditimbulkan dengan adanya interaksi sosial santri dan kegiatan yang ada di pondok pesantren, misalnya dalam interaksi tersebut terjadi konflik yang tidak terselesaikan sehingga menimbulkan tekanan batin. Kedua, Penanganan gangguan kejiwaan (neurosis) pada santri di Pondok Pesantren ini yaitu dengan pemberian bimbingan dan motivasi serta penguatan keimanan, dan melakukan riadah (latihan), pembacaan Al-Qur'an terus menerus di setiap waktunya, bangun malam, berpuasa sunah pada hari Senin dan Kamis, dan memperbanyak dzikir di setiap keadaan, mengaji kitab klasik, menjauhi ghasab serta menjauhi perbuatan yang dilarang agama. Semua ini dilakukan secara rutin dalam melaksanakan segala kegiatan pondok pesantren baik yang terprogram maupun non program
Tidak tersedia versi lain