Text
Pelaksanaan Supervisi Direktif Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru DI Madrasah Aliyah Al-Ula desa Ambat kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan
ABSTRAK
Khairun Nisak Enning, 2012, Pelaksanaan Supervisi Direktif Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru DI Madrasah Aliyah Al-Ula desa Ambat kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan, skripsi, Program Studi PAI,Jurusan Tarbiyah, Pembimbing: Alfisyah Nurhayati,M.Si.
Kata Kunci: Supervisi Direktif dan Kompetensi Guru
Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki kewajiban membina kemampuan para guru. Dengan kata lain kepala sekolah hendaknya dapat melaksanakan supervisi secara efektif. Sementara ini pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru. Sementara guru sendiripun kadang kurang memahami manfaat supervisi. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya guru dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya. Supervisi merupakan pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan. Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangtepatan permasalahan yang berhubungan dengan guru pada umumnya. Kepala sekolah diharapkan memahami dan mampu melaksanakan supervisi karena keterlibatan guru sangat besar mulai dari tahap perencanaan sampai dengan analisis keberhasilannya.
Supervisi langsung (direktif) adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberi arahan langsung. Sudah tentu pengaruh supervisor yang lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap behiviorisme. Prinsip behiviorisme ialah bahwa segala sesuatu perbuatan berasal dari reflek, yaitu respon terhadap rangsangan/stimulus. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment).
Beberapa faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru adalah: 1) peningkatan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan lebih tinggi bagi tenaga pengajar, 2) program sertifikasi, 3) mengoptimalkan fungsi dan peran kegiatan MGMP yang memungkinkan para guru berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajar.
Sedangkan faktor penghambat kompetensi guru adalah 1) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, 2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, 3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakandan pihak-pihak yang terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan, 4) masih belum smoothnya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, 5) masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalitas anggotanya
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama bagaimana pelaksanaan supervisi direktif kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru di MA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan; kedua apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung kompetensi guru di MA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah ; untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi direktif kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru di MA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung kompetensi guru di MA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informannya adalah kepala sekolah dan guru MA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, metode triagulasi, pengecekan anggota dan uraian rinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan supervisi direktif di MA Al-Ula Ambat Pamekasan dapat dikatakan sudah baik dalam melaksanakannya seperti usaha yang dilakukan yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan kelas, setiap guru dilatih praktek mengajar, dan membuat RPP/silabus.
Di samping itu, kepala sekolah merupakan pemimpinan dalam lembaga pendidikan yang dikelolanya, bagaimanapun sebagai pemimpin harus bisa melaksanakan tanggung jawabnya. Disamping sebagai pemimpin, kepala sekolah juga menjadi suatu yang bisa menarik dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan yang di kelolanya yaitu MA Al-Ula Ambat Pamekasan. Sebagai kepala sekolah harus selalu mengevaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah berlangsung di lembaga tersebut, dan tidak hanya itu saja, kepala sekolah harus bisa menciptakan suatu hal yang bisa mengembangkan di dalam proses belajar mengajar. Namun untuk melihat gambaran pengembangan proses belajar mengajar kepala sekolah menyusun perencanaan mutlak yang diperlukan, yang mencakup program pengajaran kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyedianaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap kompetensi guru dalam kegiatan belajar mengajar di MA Al-Ula Ambat Pamekasan adalah tersedianya media pembelajaran yang memadai, berupa ditunjang dari berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti sarana dan prasarana, LCD proyektor, laboratotium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, perpustakaan dan lain sebagainya. Sedang faktor penghambat adalah sebagian guru kurang banyak membaca, walaupun sebatas membaca koran dan majalah, sehingga jadilah ilmu pengetahuan mereka sempit dan dangkal. Kemudian kurang adanya adanya evaluasi dari guru sendiri (kebanyakan guru-guru sehabis mengajar ya habis begitu saja. Begitulah kegiatan rutin mereka hari demi hari sampai akhirnya rasa bosan menyelinap ke dalam pikiran)
Tidak tersedia versi lain