Text
Efektivitas Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Pembimbing
ABSTRAK
M. MUSIR, 2005, Efektivitas Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Pembimbing: Buna’I, S.Ag., M.Pd.
Kata Kunci: Efektivitas, Kurikulum, Muatan Lokal,
Kurikulum di lembaga pendidikan terdiri dari Kurikulum Nasional dan Kurikulum Muatan Lokal. Kurikulum Nasionalmerupakan serangkaian topik bahasa materi yang di rancang oleh pemerintah puasat,yaitu Menteri Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan Kurikulum Muatan Lokal adalah serangkaian topik bahasa tentang garis-garis besar materi pelajaran hasil pengembangan kurnas yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat menurut situasi dan kondisi setempat.
Penelitian ini difokuskan pada lima permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, pertama, Dasar pemikiran di terapkannya MTs. Sumber Payung kedua, Kompetensi guru bidang studi kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, ketiga, Faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, Keempat, Respon siswa terhadap kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, dan Kelima, Hasil pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.
Tujuan penelitian secara umum bertujuan untuk mengidentifikasikan secara empirik format kurikulum local di MTs. Sumber Payung. Peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif, data yang di peroleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian data tersebut di analisis dengna analisis tema dan analisi realitatif-deskriptif kemudian deluruh data yang didapat di cek keabsahannya dengan triangulasi, pengecekan anggota, perpanjangan keikut sertaan, ketekunan pengamatan dan uraian rinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dasar pemikiran diterapkannya kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep adalah kebutuhan untuk menyelaraskan apa yang di berikan kepada siswa dengan kebutuhan yang ada di daerahnya mengoptimalkan potensi dan sumber belajar yang ada di sekitar bagi kepentingan anak didik,menumbuhkan dan mengembangkan minat dan perhatian anak didik sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerahnya, memperkenalkan dan menanamkan kehidupan social budaya, serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat kepada anak didik sedini mungkin. Pelaksanan kurikulum muatan local tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Materi kurikulum local memuat 3 mata pelajaran yang terdiri dari bidang studi Bahasa Daerah, Nahwu Shorrof, Qawa’idul Fiqh, serta kegiatan ekstra kulikuler yang berupa kursus Bahasa Arab dan kursus Bahasa Inggris. pelaksanaan kurikulum muatan local tersebut terkait dengan alokasi waktu. Muatan lokal diberikan dalam satu minggu 2 kali tatap muka yang setiap kali tatap muka adalah 45 menit. Kedua, Kompetensi guru dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dapat di katakana sudah baik untuk melaksanakan kurikulum muatan lokal. Guru mampu memilih dan menciptakan suatu situasi belajar yang dapat membangkitkan minat belajar siswa, guru dapat memilih metode mengajar sesuai dengna kemempuan siswa, mampu memilih sumber dan bahan pelajaran,serta berusaha mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Ketiga, Sarana yang menunjang dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MTs. Sumber Payung Desa Bata’al Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dapat di karakan 80% memadai. Hal ini dapat dilihat dari beberapa sarana/fasilitas yang ada, yang meliputi: asrama bagi santri yang mondok, musholla, auditorium, koperasi, layanan kesehatan, perpustakaan, kamar mandi plus WC,sarana olah raga,ruang kelas, ruang kepala sekolah, dan ruang guru. Keempat, Respon siswa Terhadap pengembangan kurikulum berarti berbicara nilai-nilai yang di terima oleh anak didik. Nilai-nilai yang di terima anak didik adalah relative, tingkatan atau nilai tes sebagai ukuran absolute terhadap keberhasilan belajar anak didik sehingga dengan demikian menunjukkan yang relatif saja. Hal ini dapat di lihat dari respon siswa dalam menerima mata pelajaran kurukulum muatan lokal dalam mengikuti kegiatan di luar sekolah seperti seminar dan pelatihan. Kelima, manfaat yang dapat di sarankan oleh wali murid adalah aktifnya murid (anak didik) dalam kegiatan social kemasyarakatan seperti pengajian dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Tidak tersedia versi lain