Text
Strategi Pemasaran Petani Alpukat Di Desa Kertagena Laok Kadur Pamekasan
Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Petani Alpukat.
Indonesia seperti diketahui merupakan negara agraris, hal ini dapat
saksikan betapa sangat melimpahnya sumber daya alam yang dapat di
dayagunakan, salah satunya sector pertanian. Pembangunan disektor pertanian di
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik pertanian rakyat maupun
pertanian yang dikelola oleh perusahaan. Pertanian merupakan sektor utama
pendapatan rumah tangga bagi penduduk di pedesaan, salah satunya pertanian
buah alpukat.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian
pokok dalam penelitian ini. Yaitu: pertama Bagaimana strategi pemasaran petani
alpukat di Desa Kertagena Laok Kadur Pamekasan, kedua Apa kendala yang
dihadapi dalam menerapkan strategi pemasaran petani alpukat di Desa Kertagena
Laok Kadur Pamekasan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
analisis data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara semi terstruktur dan
observasi non partisipan dengan sumber data yang terdiri dari 1 orang kepala desa,
1 orang sekretaris desa, dan 14 orang petani alpukat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama Strategi pemasaran yang
diterapkan oleh petani buah alpukat di Desa Kertagena Laok dalam menarik minat
konsumen yaitu dengan pengaruh kualitas, harga dan lokasi. Petani dalam
menjaga kualitas buah alpukat yaitu dengan menanam biji buah alpukat milik
petani itu sendiri, buah alpukat milik petani yang ada di Desa Kertagena Laok
memiliki kualitas yang baik, ukuran yang sedang, serta rasa aromanya yang enak.
Adapun untuk menjaga kualitas alpukat dari buah yang masih muda para
petani menggunakan sistem pengamanan, seperti membungkus buah
menggunakan kertas koran untuk menjaga terhindarnya buah dari hama.
Sehingga harga buah alpukat milik petani Desa Kertagena Laok harganya
lebih murah dibandingkan dengan harga buah alpukat yang ada dipasar ataupun
diitoko buah, sehingga kualitas buah alpukat milik petani desa lebih menarik
pedagang untuk membeli, lokasi desa yang strategis juga menjadi daya tarik
tersendiri konsumen untuk membeli buah alpukat tersebut.
Kedua, Kendala yang dihadapi petani buah alpukat yaitu produk yang tidak
bertahan lama sehingga mengharuskan petani menjual buah alpukat ketengkulak
walaupun harganya jauh lebih murah dari harga pasar buah alpukat. Minimnya
pengetahuan petani dalam mendistribusikan hasil pertaniannya kepada konsumen
secara langsung. Harga dari tengkulak cendrerung merugikan petani.
Tidak tersedia versi lain