Text
Pengembangan Kemampuan Menghafal Kitab Melalui Metode Lalaran Di Pondok Pesantren Hidayatun Najah Samiran Proppo Pamekasan,
Kata Kunci: Pengembangan Menghafal, Metode Lalaran.
Pendidikan Islam tidak hanya mendorong santri untuk memahami subtansi
dari bacaan yang mereka pelajari, melainkan pemahaman tersebut harus juga di
akuratkan dengan teks bacaan lainnya yang terkadang memiliki perbedaan secara
lafadz bahkan bisa juga pemahamannya. Metode Hafalan sangat membantu
pendidikan Islam dalam menjaga mata rantai pengetahuan hingga masa yang akan
datang, namun dengan menghafal saja tidak cukup karena akan menyebabkan
sebagian bahkan bisa semua yang dihafalkan akan dilupakan. Lalaran adalah
metode untuk mengingat pelajaran yang di hafalkan baik yang berbentuk nadzom
atau yang lainnya dengan cara mengulang bacaan atau hafalannya secara mandiri
atau berkelompok pada saat menghafal atau pasca hafalan.
Dalam penelitian ini memiliki dua fokus penelitian sebagai berikut:
Pertama, Bagaimana Pengembangan Kemampuan Menghafal Kitab Melalui
Metode Lalaran di Pondok Pesantren Hidayatun Najah Samiran Proppo
Pamekasan. Kedua, Apa Saja faktor Pendukung dan Penghambat keberhasilan
Pengembangan Kemampuan Menghafal Kitab Melalui Metode Lalaran Di Pondok
Pesantren Hidayatun Najah Samiran Proppo Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskripstif. Sumber data yang diperoleh melalui wawancara semi terstruktur
observasi partisipasi, dan dokumentasi, dan yang menjadi informan adalah Ustadz
Pondok Pesantren Hidayatun Najah, Pengurus Pesantren, dan Santri Pondok
Pesantren Hidayatun Najah.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, Pengembangan
kemampuan menghafal santri terhadap kitab melalui metode lalaran di pondok
pesantren Hidayatun Najah di lakukan dengan dua bentuk, yaitu penerapan
metode lalaran dalam program dan mandiri. Penerapan dalam program adalah
menjadikan lalaran sebagai program dan menerapkan metode lalaran dalam
pembelajaran serta setoran hafalan. Penerapan Mandiri adalah santri menerapkan
metode lalaran pada saat menghafal secara mandiri. Kedua, Faktor pendukung
pengembangan kemampuan menghafal santri terhadap kitab melalui metode
lalaran di pondok pesantren Hidayatun Najah yaitu faktor program dan faktor
pembelajaran. Dengan adanya program lalaran dan program lainnya tersebut maka
mendorong akan terlaksananya penerapan metode lalaran. Kemudian faktor
penghambatnya ialah penempatan program lalaran di dalam masjid yang membuat
santri tidak bebas menggunakan alat musik, serta hafalan kitab Al-Fiyah dan AlImrithy yang tidak di dukung dengan adanya pembelajaran kedua materi tersebut.
Tidak tersedia versi lain