Text
Penerapan Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Membentuk Karakter Religius (Studi komparasi di RA Nurul Hikmah Pamekasan dan TKIT Al-Uswah Pamekasan)
Kata Kunci: Pembelajaran, Anak Usia Dini, Karakter Religius
Pembelajaran sebagai pondasi utama dalam pengembangan pendidikan bagi
anak usia dini diidentikan dengan pengajaran yang merupakan upaya untuk
membelajarkan siswa. Upaya menginternalisasikan nilai-nilai karakter religius
pada diri anak sehingga mampu tercermin dalam perilaku mereka, maka diperlukan
suatu penciptaan suasana religius. Penciptaan suasana religius di sekolah dimulai
dengan mengadakan berbagai kegiatan keagamaan . Konsep kegiatan pembelajaran
yang efektif dan inovatif dalam mengembangkan pola pikir dan perkembangan
pengetahuan anak menjadi hal yang patut untuk diteliti.
Oleh karena itu, focus penelitian ini yakni bagaimana metode pembelajaran
anak usia dini dalam membentuk karakter religius di RA Nurul Hikmah Pamekasan
dan TKIT Al-Uswah Pamekasan? Bagaimana penerapan pembelajaran dan faktor
pendukung dan penghambat pembelajaran anak usia dini dalam membentuk
karakter religius di RA Nurul Hikmah dan TKIT Al-Uswah Pamekasan?
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan
jenis penelitian fenomenologis yaitu memaparkan fenomena yang terjadi di
lapangan dengan menceritakan kembali melalui data yang diperoleh secara objektif.
Dengan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi di RA Nurul Hikmah
dan TKIT Al-Uswah Pamekasan.
Adapun melalui metode penelitian di atas didapatkan tiga hasil penelitian,
yakni pertama, metode pembelajaran RA Nurul Hikmah dan TKIT Al-Uswah
menggunakan metode pembelajaran yang variatif mulai dari ceramah, demonstrasi,
proyek, karyawisata, maupun story telling. Model pembelajaran yang ditekankan
adalah pembiasaan dan keteladanan sehingga guru menjadi figure teladan dan aspek
pembiasaan menjadi upaya menjadikan anak rutin terutama dalam hal ibadah.
Kedua, penerapan pembelajaran keduanya sama-sama menenkankan pada aspek
religiusitas, RA Nurul Hikmah lebih fokus pada pengembangan keterampilan,
sedangkan TKIT Al-Uswah pada kepekaan sosial-emosional. Ketiga, faktor
pendukung dari kedua sekolah ini meliputi kemauan anak, kemampuan dan
keteladanan guru, program kegiatan, sarana dan prasarana sekolah, metode
pembelajaran, dan iklim sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran dalam
upaya membentuk karakter religius anak serta dukungan dari orangtua murid.
Adapun faktor penghambatnya adalah ketidaktercapaian dan ketidakterpenuhan
aspek dan komponen pendukung tersebut.
Tidak tersedia versi lain