Text
Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Program Double Track di SMA Negeri 1 Galis Pamekasan
Strategi kepala sekolah dalam mengembangkan program double track merupakan suatu kegiatan dan bentuk rancangan tindakan dalam upaya kepala sekolah untuk mengembangkan program double track dengan beberapa strategi melalui bentuk implementasi pengembangan program. Fokus penelitian yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini yaitu: Pertama, bagaimana strategi kepala sekolah dalam mengembangkan program double track di SMA Negeri 1 Galis Pamekasan; Kedua, Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi kepala sekolah dalam mengembangkan program double track di SMA Negeri 1 Galis Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Sedangkan analisis data menggunakan kondensasi data, data display, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data yaitu dengan ketekunan pengamatan, triangulasi dan perpanjangan pengamatan. Informannya adalah kepala sekolah, trainer tataboga dan trainer tatarias.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, strategi kepala sekolah dalam mengembangkan program double track yaitu dengan cara menganalisis bidang keterampilan yang sesuai dengan potensi, harus memiliki trainer yang kompeten, dan menyaring siswa yang berminat seusai dengan kebutuhannya. Untuk pelaksanaanya strategi dalam mengembangkan program double track yaitu dengan kepala sekolah memberikan motivasi kepada trainer untuk mengikuti TOT (train of trainer), menjalin hubungan kerjasama dengan mitra dunia usaha dan industri. Hasil yang diperoleh dalam hal ini yaitu siswa dapat memperoleh ilmu keterampilan, Kedua, faktor pendukung dalam mengembangkan program double track yaitu dengan adanya trainer yang berkompeten dalam bidangnya, sarana dan prasarana terpenuhi, dapat bekerjasama dengan mitra usaha dan industri, untuk faktor penghambatnya yaitu dengan adanya siswa yang masih belum disiplin dan tidak konsisten, sehingga memunculkan solusi dimana kepala sekolah dan trainer membentuk post atau tim untuk membangun tingkat kedisiplinan siswa.
Tidak tersedia versi lain