Text
Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Budaya ke-NU-an di SMK Miftahul Qulub Polagan Galis Pamekasan
Kata Kunci: Peran, Kepala Sekolah, Budaya ke-NU-an
Perkembangan zaman di era saat ini berdampak banyak bagi kehidupan
manusia terutama dalam dunia pendidikan. Salah satu dampaknya adalah semakin
menurunnya moral siswa. Dengan demikian, sekolah mempunyai tugas yang
sangat berat dalam hal mencetak karakter dan perilaku yang baik bagi siswa.
Dalam hal ini merupakan peran Kepala Sekolah, karena arah dan tujuan sekolah
berada di tangan Kepala Sekolah. Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab yang
besar dalam mengelola sekolahnya. Untuk membentuk karakter dan perilaku yang
baik bagi siswa di SMK Miftahul Qulub, maka Kepala Sekolah membentuk
budaya sekolah yang positif. Karena SMK Miftahul Qulub berada di bawah
naungan Pondok Pesantren yang notabenenya adalah NU, maka budaya sekolah
harus mengacu pada ke-NU-an. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki karakter
yang baik dan dapat terhindar dari Islam Radikal serta dapat mengamalkan
amaliyah-amaliyah ke-NU-an/ Aswaja yang bercorak NU dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat dua permasalahan yang menjadi
kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, bagaimana peran Kepala
Sekolah dalam meningkatkan budaya ke-NU-an di SMK Miftahul Qulub Polagan
Galis Pamekasan. Kedua, apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi
Kepala Sekolah dalam meningkatkan budaya ke-NU-an di SMK Miftahul Qulub
Polagan Galis Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Informannya adalah Bapak Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru PAI/ke-NUan, dan Siswa. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan, pengamatan, dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, dalam meningkatkan
budaya ke-NU-an di SMK Miftahul Qulub, maka Kepala Sekolah memiliki peran
penting, diantaranya sebagai educator, manager, administrator, supervisor,
leader, innovator, motivator, dan entrepreneur. Kepala Sekolah merutinkan
budaya ke-NU-an untuk membiasakan siswa terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan ke-NU-an. Untuk mengembangkan wawasan siswa maka ditambah
pembelajaran mulok keaswajaan. Jadi selain praktek, siswa juga diajarkan
teorinya. Sedangkan untuk membangkitkan semangat siswa, Kepala Sekolah dan
guru-guru ikut serta dalam budaya ke-NU-an. Kepala Sekolah juga mengawasi
saat budaya ke-NU-an dilaksanakan. kedua, faktor pendukung dalam
meningkatkan budaya ke-NU-an di sekolah adalah sarpras yang memadai,
lingkungan sekolah yang kondusif, dan dukungan dari orang tua. Untuk faktor
penghambat dalam meningkatkan budaya ke-NU-an adalah rasa malas siswa
untuk mengikuti budaya ke-NU-an menyebabkan siswa tidak meresapi makna
dari budaya ke-NU-an tersebut.
Tidak tersedia versi lain