Text
Makna Simbolik pada Pelaksanaan Tradisi Ojhung di Kecamatan Batuputih Sumenep Madura
Kata Kunci: Tradisi Ojhung, Makna Simbolik.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya ketertarikan peneliti terhadap
Tradisi Ojung yang memiliki makna-makna simbolik. Tradisi Ojhung merupakan
salah tradisi yang tidak hanya sebagai kegiatan saling pecut dan saling menyakiti,
tidak hanya sebagai perlombaan yang identik dengan kekerasan, namun ada makna
simbolik yang terkandung dalam pelaksanaannya. Tujuan dari pelaksanaan tradisi ini
yaitu sebagai permohonan turunnya hujan kepada Tuhan saat terjadinya kemarau
panjang. Tempat pertama kali diadakan Ojhung adalah di Dusun Penang Cangka,
Desa Aengmerah, Kecamatan Batuputih, Sumenep.
Adapun fokus penelitian ini yaitu ingin mengkaji lebih dalam mengenai
makna simbolik yang terdapat dalam Tradisi Ojung dengan menggunakan teori
Clifford Geertz. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu memaparkan
pelaksanaan Tradisi Ojhung di Kecamatan Batuputih serta Makna simbolik dalam
pelaksanaan Tradisi Ojhung.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif.
Sumber datanya terdiri atas Budayawan, Sastrawan, Seniman dan tokoh masyarakat
di Kecamatan Batuputih. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya melalui reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Pelaksaan Tradisi Ojhung melalui
tahap pengumuman dari wasit/Babutto akan siapa yang akan bertanding Ojhung
untuk mencari penantang dan lawan, selanjutnya mereka diukur untuk mencari yang
sebanding sebelum dimulainya pertandingan Ojhung. Dalam pertandingan Ojhung
ada aturan untuk tidak memukul bagian kepala dan kaki. Target pukulannya adalah
bagian punggung. Tahap terakhir dalam pertandingan Ojhung, seorang wasit masuk
gelanggang untuk melerai pertandingan dan dinyatakan selesai. Tidak ada dendam,
tidak ada permusuhan, tidak ditentukan kalah dan menang. 2. Makna simbolik Tradisi
Ojhung meliputi makna yang bekaitan dengan pengorbanan, kekebalan, keselamatan,
ketangkasan, dan kekeluargaan. Adapun makna yang paling dominan adalah makna
pengorbanan diri pemain Ojhung yang rela terluka sebagai bentuk ritual permohonan
kepada Tuhan akan diturunkannya hujan
Tidak tersedia versi lain