Text
onisasi Pasangan Suami Istri Beda Organisasi Masyarakat Perspektif Psikologi Keluarga di Desa Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan
Kata kunci: Harmonisasi, Pasangan Beda Ormas, Psikologi Keluarga
Harmonisasi pasangan suami istri atau harmonisasi dalam keluarga yaitu bagaimana
upaya pasangan suami istri yang berbeda atau tidak serasi menyeimbangkan keharmonisan
dalam keluarga. Pasangan beda ormas adalah laki-laki dan perempuan dalam hubungan
pernikahan yang seagama tetapi berbeda pemahaman dalam fiqh. Penelitian ini menggunakan
perspektif psikologi keluarga untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis atau mental
pasangan suami istri yang mengalami perbedaan paham dalam keluarga. Dan sejauh mana ilmu
psikologi menanggapi masalah perbedaan paham tersebut.
Adapun fokus dalam penelitian ini antara lain: (1) Apa saja problem yang dihadapi
pasangan suami istri pada perkawinan beda organisasi masyarakat di Desa Branta Pesisir
Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan? (2) Bagaimana upaya pasangan suami istri beda
organisasi masyarakat dalam mempertahankan keharmonisan di dalam keluarga perspektif
psikologi keluarga?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian lapangan (field
research) dengan metode wawancara dan observasi. Penelitian ini bertujuan mengkaji fenomena
yang terjadi dalam masyarakat Branta Pesisir khususnya pasangan beda ormas (Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah dan Persis).
Penelitian ini memperoleh temuan sebagai berikut: 1). Problematika yang dihadapi
pasangan beda organisasi masyarakat (ormas) di Desa Branta Pesisir Kecamatan Tlanakan
Kabupaten Pamekasan antara lain: a). Tidak bisa melakukan aktivitas keagamaan secara
harmonis. b). Merasa tidak nyaman dengan pandangan negatif tetangga. c). Memperebutkan
urusan dalam mengatur pendidikan anak. d). Memperdebatkan masalah perbedaan pilihan
politik.
2). Upaya pasangan beda organisasi masyarakat (ormas) di Desa Branta Pesisir Kecamatan
Tlanakan Kabupaten Pamekasan dalam mempertahankan keharmonisan keluarga perspektif
psikologi keluarga, antara lain: a). Saling memahami dan menyadari perbedaan. b). Komunikasi
yang baik dapat meminimalisir konflik. c). Menanamkan sikap toleransi dalam perbedaan.
Ketiga poin ini selaras dengan aspek keharmonisan keluarga menurut psikologi keluarga, yaitu
dengan saling memahami maka akan mengurangi resiko terjadinya pertengkaran dalam keluarga,
dengan komunikasi maka akan mempererat hubungan keluarga, dan dengan toleransi maka dapat
hidup bersama secara harmonis
Tidak tersedia versi lain