Text
Konsep Hubb menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar
Kata Kunci: Konsep Hubb, Tafsir al-Azhar
Konsep hubb atau cinta sering kali disalah-fahami dalam pandangan sebagian orang.
Mereka memahami cinta sebagai sebuah aktifitas emosional yang hanya melibatkan hubungan
manusia dengan manusia yang lain. Padahal Islam melalui kitab suci al-quran sering kali
menyebutkan terminologi hubb dalam konteks yang berbeda-beda dan dengan pola hubungan
yang tidak hanya melibatkan sesama manusia. Penelitian ini peneliti mengangkat judul “Konsep
Hubb menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar” untuk menyingkap lebih mendalam konsep hubb
yang disandarkan kepada mufassir dalam tafsir al-azhar.
Penelitian ini berfokus kepada dua persoalan utama yang menjadi pokok penelitian ini
yakni: pertama apa makna hubb (cinta)?; kedua, bagaimana hubb menurut Hamka dalam Tafsir
al-Azhar?. Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan tematik tokoh dengan jenis
`penelitian studi literatur (library reaserch). Sumber data dalam penelitian ini bersifat
kepustakaan baik berupa buku, artikel, jurnal, kitab tafsir dan berbagai literatur lain yang
memiliki kajian sesuai. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentatif.
Kemudian analisis datanya menggunakan penelitian tafsir maudlu`i.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, makna hubb (cinta) memiliki beragam
macam pengertian dan secara umum makanya adalah hubungan yang harmonis antara dua entitas
yang mendorong terjadinya kegiatan yang positif. Kedua, konsep hubb menurut pandangan
Hamka dalam Tafsir al-Azhar menunjukkan bahwa: (1). Cinta Allah kepada manusia; seperti
dalam QS. Ali-Imran ayat 31. Apabila manusia sungguh-sungguh cinta kepada Allah maka Allah
juga cinta kepada manusia yang beriman dan Allah akan mengampuni semua dosa-dosa manusia.
(2). Cinta manusia kepada Allah; Cinta dalam jenis ini merupakan cinta yang hakikat dimana
manusia tidak boleh memperbandingkan cintanya kepada Allah dengan selainnya. Cinta dalam
konteks ini merupakan kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya yang senantiasi diwujudkan
dengan penghambaan yang mutlak. Artinya tidak sekalipun hamba tersebut menyekutukan Allah
karena di hatinya hanya ada Allah semata. (3). Cinta manusia kepada sesama manusia. Cinta
kepada sesama menurut Hamka tidak hanya dibatasi kepada kecintaanya kepada manusia saja
melainkan kecintaan kepada semua hal yang akan memperindah kepada pandangan manusia baik
itu kepada manusia itu sendiri atau selainnya
Tidak tersedia versi lain