Text
Tradisi Pembacaan Surah-surah Keramat dalam AlQur’an di Langgar Al-Hasan Desa Kertasada Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep (Studi Living Qur’an)
Kata Kunci: Tradisi, Surah-surah Keramat, Langgar, Sumenep
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu fenomena dari interaksi
masyarakat dengan Al-Qur’an berupa kegiatan pembacaan surah-surah tertentu
dalam Al-Qur’an di Langgar Al-Hasan Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget,
Sumenep. Jemaah musala ini membaca surah-surah tertentu dalam Al-Qur’an
selepas salat Magrib dan Subuh. Surah yang dibaca yaitu surah Ya>si>n dan al-Mulk.
Kegiatan ini biasanya dimulai selepas salat fardu, wirid, dan salat sunah rawatib.
Uniknya, pada waktu pembacaan surah Ya>si>n, ayat 58 diulang sebanyak tiga kali.
Hal ini berbeda dengan pembacaan surah Ya>si>n pada umumnya yang dilakukan
oleh kebanyakan masyarakat muslim. Kedua surah ini juga menurut pemaparan
pemangku Langgar Al-Hasan yakni K. Rasyidi merupakan surah keramat dan
sebuah warisan sesepuh (koteka/dinana) yang diketahui dan diyakini sebagai
penangkal sihir, karena maraknya tukang sihir pada zamanya di sekitar Langgar AlHasan dan sekaligus menjadi kunci keselamatan dunia dan akhirat.
Penelitian ini menggunakan fenomenologi milik Edmund Husserl yang
sumber datanya diperoleh dari lapangan (field research), menggunakan metode
kualitatif dengan tujuan untuk mempermudah dalam menjabarkan temuan pada
suatu fenomena, dan teori penelitiannya menggunakan teori living Qur’an yang
bertujuan untuk mengetahui reaksi masyarakat pada saat berinteraksi dengan AlQur’an dalam kehidupan sehari-hari .
Temuan dari penelitian ini, yaitu pertama, latar belakang tradisi yang
diketahui dulunya pembacaan surah Ya>si>n dan al-Mulk hanya sebagai pelengkap
ibadah dan dipercaya sebagai kunci keselamatan dunia dan akhirat. Sedangkan
latar belakang pengkeramatan surah Ya>si>n dan al-Mulk, karena kedua surah
tersebut dipercaya sebagai kunci keselamatan dunia dan akhirat. Dalam hal ini,
keselamatan yang dimaksud lebih difokuskan sebagai penolak dan untuk
meruntuhkan sihir. Kedua, prosesi pembacaannya, dilakukan selepas salat Magrib
dan Subuh. Pada saat prosesi pembacaan tersebut dilakukan, terdapat keistimewaan
dan keunikan yang menjadi ciri khas tersendiri. Hadiah surah al-Fa>tih}ah terakhir
dibarengi dengan permohonan segala hajat para jamaahnya dan keunikannya yaitu
terletak pada prosesi pembacaan surah Ya>si>n ayat 58 yang diulang sebanyak tiga
kali. Pemahaman para jemaah dari kegiatan tersebut, yaitu sebagai penolak sihir,
keselamatan, kesehatan, keberkahan umur, kesempatan bertobat, dan kelancaran
rezeki
Tidak tersedia versi lain