Text
Tafsir Ayat-ayat Riba dalam Al-Qur’an (Analisis Ma`nā-cum-Maghzā Sahiron Syamsuddin)
Kata Kunci: Ma`nā-cum-Maghzā, Riba, Al-Qur’an.
Dalam agama Islam, manusia dilarang mendapatkan harta dengan cara yang tidak baik
dan merugikan orang lain seperti mencuri, korupsi dan termasuk di dalamnya ialah riba.
Pengertian riba secara garis besar adalah “suatu yang bertambah”, praktik riba tersebut perlu
dipahami lebih khusus dalam prespektif Al-Qur’an. Selain itu, pernyataan Al-Qur’an yang
bersifat global dalam menerangkan definisi riba menjadi pemicu kontroversi dalam masalah
hukum riba, sehingga memunculkan banyak penafsiran di kalangan pemikir Islam. Atas dasar
itulah penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan, yaitu: (1) Apa saja ayat-ayat riba dalam
Al-Qur’an dan bagaimana latar belakang turunnya? (2) Bagaimana analisis ma`nā-cummaghzā terhadap ayat-ayat riba dalam Al-Qur’an?
Dengan pendekatan ma`nā-cum-maghzā Sahiron Syamsuddin, penulis berusaha
menggali maksud, tujuan dan hikmah dari suatu ayat-ayat riba dalam Al-Qur’an. Sedangkan
jenis penelitian ini adalah kepustakaan. Penelitian ini difokuskan pada ayat-ayat yang
mengandung lafal ribā dalam Al-Qur’an
Temuan dari penelitian ini adalah; (1) Ayat-ayat riba dalam Al-Qur’an ialah sebagai
berikut: Q.S. an-Naḥl (16): 92, Q.S. al-Mu’minūn (23): 50, Q.S. al-Ḥāqqah (69): 10, Q.S. arRūm (30): 39, Q.S. al-Ḥājj (22): 5, Q.S. al-Bāqarah (2): 265, 275, 276, dan 278 Q.S. Āl `Imrān
(3): 130, Q.S. an-Nisā’ (4): 161. Adapun latar belakang turunnya ayat-ayat tersebut bervariasi,
ada yang memiliki asbāb an-nuzūl dan ada yang tidak. Ayat-ayat yang memiliki asbāb annuzūl di antaranya adalah; Q.S. An-Naḥl (16): 92, Q.S. al-Bāqarah (2): 278, dan Q.S. Āl `Imrān
(3): 130, selebihnya tidak memiliki asbāb an-nuzūl (2) Penafsiran ayat-ayat yang mengandung
lafal ribā dengan menggunakan konsep penafsiran ma’nā-cum-magzā menghasilkan beberapa
pemahaman sebagai berikut: pertama, jangan melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang
lain seperti mengumbar janji palsu, tidak menepati janji dan menggunakan janji sebagai alat
untuk menipu seseorang. Kedua, harta riba merupakan harta yang tidak berkah dan haram
hukumnya untuk digunakan. Ketiga, riba dilarang dalam bentuk apapun. Keempat, barang siapa
yang mengambil riba secara sadar dan sengaja, maka Allah Swt akan mendatngkan azab dan
siksaan bagi mereka. Kelima, pengambilan harta riba merupakan tindakan yang tidak
manusiawi. Keenam, harta dan kekayaan dapat dihasilkan dari hal-hal selain riba
Tidak tersedia versi lain