Text
Satire dalam Al-Qur’an (Kajian Stilistika Kiasan Terhadap Ayat-Ayat Satire Orang Munafik dalam Satire Orang Munafik dalam Surah Al-Baqarah)
Kata Kunci: Satire, Stilistika, Kiasan, Munafik
Al-Qur’an merupakan satu-satunya mukijizat yang ada sampai sekarang dan
dapat dipahami oleh akal pikiran. Salah satu kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada
aspek kebahasaannya yang membuatnya tidak dapat ditandingi oleh karya sastra
manapun, termasuk oleh orang-orang jahiliyah yang memang dikenal sebagai
kelompok ahli sastra. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa bisa dilihat dari
pada gaya bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesannya. Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup manusia, tentu mengandung penjelasan yang kompleks,
termasuk penjelasan tentang kemunafikan. Munafik merupakan sifat yang bisa
menggerogoti siapapun tanpa pandang bulu serta menjadi musuh dalam selimut
yang tidak terlihat dan dapat merusak agama dengan cara-cara yang samar. Dalam
Al-Qur’an, penjelasan tentang orang-orang munafik ada yang secara langsung
menggunakan diksi انفق beserta derivasinya. Akan tetapi di sisi lain Al-Qur’an juga
menggunakan gaya bahasa kiasan, yang bernuansa satire. Berdasarkan latar
belakang diatas, ada dua permasalahan pokok dalam penelitian ini, pertama
bagaimana aspek satire dalam Surah Al-Baqarah, (2): 8-20, kedua apa tujuan AlQur’an menggunakan bahasa kiasan berbentuk satire. Tujuan penelitian ini untuk
mengungkap aspek satire pada ayat-ayat orang-orang munafik dalam Surah AlBaqarah, (2): 8-20 dan juga mengungkap tujuan Al-Qur’an menggunakan gaya
bahasa kiasan berbentuk satire.
Penelitian merupakan jenis penelitian pustaka dengan menggunakan
pendekatan ilmu stilistika sebagai salah satu ilmu kebahasaan, yaitu menganalisis
ayat-ayat satire yang menjelaskan tentang kemunafikan dalam surah Al-Baqarah
(2): 8-20. Sumber data disini diperoleh dari menelaah beberapa buku, kitab, artikel,
skripsi, dan beberapa literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti,
untuk kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sedangkan pengecekan
keabsahan data dilakukan dengan dua tahap, yaitu ketekunan pengamatan data dan
triangulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, aspek satire yang terdapat
dalam ayat-ayat orang-orang munafik Surah Al-Baqarah, (2): 8-20 dapat bermakna
sindiran, cemoohan atau penghinaan, dan juga penolakan. Surah Al-Baqarah (2):
20 yang termasuk kategori satire dengan makna sindiran yaitu ayat 8, 14, 17, dan
19. Surah Al-Baqarah (2): 8-20 yang termasuk kategori satire dengan makna
cemoohan atau penghinaan yaitu ayat 10 dan 15. Surah Al-Baqarah (2): 20 yang
termasuk kategori satire dengan makna penolakan yaitu ayat 9, 12, 13, dan 16.
Kedua, Al-Qur’an ketika menggunakan gaya bahasa berbentuk satire memiliki dua
tujuan. Tujuan pertama, Ḍiddu al-A’da‘ (melawan musuh), yang menjadi
patokannya adalah ketika ayat satire yang digunakan berbentuk cemoohan atau
penghinaan. Tujuan kedua Khidmatu al-Mu’minīn (membantu orang-orang
mukmin), yang menjadi patokannya adalah orang mukmin berada di posisi yang
benar dan musuh berada di posisi yang salah, dan pertolongan Allah Swt. bersama
orang-orang mukmin. Surah Al-Baqarah (2): 8-20 yang termasuk kategori tujuan
pertama adalah ayat 10, 13, dan 15. Surah Al-Baqarah (2): 8-20 yang termasuk
kategori tujuan kedua adalah ayat 8, 9, 12, 14, 16, 17, dan 19
Tidak tersedia versi lain