Text
Relasi Ayah dan Anak dalam Al-Qur’an Analisis Surah Yūsuf Perspektif Maqāṣid al-Qur’an Yūsuf Al-Qarḍāwī
Kata Kunci: Relasi Ayah dan Anak, Surah Yūsuf, Maqāsid Al-Qur’an, Yūsuf AlQādawī
Memasrahkan pendidikan karakter anak pada ibu seorang diri merupakan hal
yang tidak dibenarkan. Interaksi ayah pada anak harus tetap terjalin sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan
masalah terkait relasi ayah dan anak, yakni: pertama, bagaimana relasi yang terjalin
antara ayah dan anak dalam surah Yūsuf? dan kedua, bagaimana pesan yang
terkandung dari kisah Nabi Yūsuf dalam perspektif maqāṣid al-Qur’ān Yūsuf alQarḍāwĭ?
Penelitian ini menggunakan metode tafsir dengan pendekatan maqāṣid alQur’ān, yakni pendekatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan universal dari ayatayat Al-Qur’an. Dalam hal ini penulis memilih maqāṣid al-Qur’ān Yūsuf al-Qarḍāwĭ
dalam karyanya Kayfa Nata‘āmal ma’al-Qur’ān al-‘Aẓĭm untuk menjangkau maksud
terdalam dari kisah antara ayah dan anak dalam surah Yūsuf serta mengungkap relasi
yang terjalin menggunakan teori Martin Buber sebagai penunjang penelitian ini.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, relasi merupakan hal dasar
yang dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial dan pentingnya bagi seorang
ayah membangun relasi yang baik dengan anak sebagai langkah awal untuk
membangun hal-hal baik bagi anak. Membentuk karakter anak tidak hanya
dipasrahkan pada ibu saja. Sosok keduanya adalah utama sebagai penyokong
perkembangan anak. Teori Relasi Martin Buber yang terjadi terungkap pada QS.
Yūsuf (12): 4-6 adalah I and thou (manusia dengan manusia). Sebuah kualitas relasi
yang menjunjung asas kemanusiaan, kesetaraan dan timbal balik. QS. Yūsuf (12): 11-
14, 63-66 adalah I and it (manusia dengan benda). Kualitas relasi ini memandang
selain dirinya adalah benda yang dapat diperalat, digunakan, dimonopoli,
dimanipulasi baik itu benda maupun manusia. Selanjutnya QS. Yūsuf (12): 64-68
adalah the ethernal thou (relasi manusia dengan Tuhan). Relasi ini merupakan
spiritual individu dengan Tuhannya yang dicapai melalui tahapan relasi I and thou
sebagai langkah awal yang harus dilewati. Kedua, ayat-ayat di atas bermuara pada
sejumlah konsep maqāṣid al-Qur’ān Yūsuf al-Qarḍāwĭ di antaranya, yakni
membentuk rumah tangga yang baik, mensucikan jiwa, beribadah dan bertakwa
kepada Allah, iman kepada akhirat dan pembalasan
Tidak tersedia versi lain