Text
Analisis Stilistika Ayat-Ayat Muṣǐbah dalam Tafsir Fǐ Ẓilālil Qur’ān, Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Kata Kunci: Musǐbah,, Stilistika, Fǐ Ẓilālil Qur’an.
Al- Qur’ān merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. dengan
kandungan sastra yang tinggi, hal ini dibuktikan dengan keindahan susunan kata yang digunakan
dalam ayat-ayat al- Qur’ān. Dalam memahami ayat al- Qur’ān seseorang dituntut untuk berbagai
aspek yang dibutuhkan, tentu karena bahasa Al- Qur’ān bukan bahasa asli kita sebagai orang
Indonesia diperlukan alat untuk memahaminya, salah satunya; bahasa Arab, stilistika dan masih
lagi yang harus dikuasai. Dengan menggunakan metode stilistika kita akan masuk ke dalam nuansa
kekayaan bahasa yang terkandung di dalam Al- Qur’ān, yang jumlahnya kurang lebih 6200 an,
kita akan mengetahui pengunaan term “Muṣǐbah” yang dalam al- Qur’ān digunakan dengan
berbagai versi yang kesemuanya itu tentu memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Dari
penggunaannya ashāba (derifasi dari lafad muṣǐbah) digunakan sebanyak 29 kali, dan derifasi
yusǐbu digunakan sebanyak 35 kali. Sedangkan kata muṣǐbah disebutkan dalam Al- Qur’ān
sebanyak 10 kali.
Penelitian ini ditulis untuk mengetahui makna term muṣǐbah dalam al-Qur’an dari dua
analisis, yakni stilistika dan Fǐ Ẓilālil Qur’an. Dari segi stilistikanya bisa diketahui apa maksud
term musǐbah dari segi kebahasaan serta apa maksud dan fungsinya, sehingga bisa dikertahui
maknanya berdasarkan pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut (alQur’an).
Sedangkan dari analisis kitab tafsir Fǐ Ẓilālil Qur’an bisa diketahui bagaimana penerapan
term muṣǐbah dalam menyelesaikan problem yang terjadi dalam sosial masyarakat. Peneliti
menemukan penggunaan term muṣǐbah digunakan dengan dua gaya yakni; gaya bahasa yang
diawali dengan menggunakan aṣāba untuk menunjukkan muṣǐbah yang diberikan diakibatkan
karena kesalahan manusia Q.S. al-Qashash: 47.
Sedang bahasa yang diawali dengan yuṣǐbu difungsikan untuk menguji iman seorang
hamba agar ia bisa melangkah pada leval yang dekat denga Allah, sehingga nanti akan bersamanya
saat hari akhir telah tiba Q.S.al-Baqarah:156.
Serta hal terpenting dari muṣǐbah adalah bahwa ia adalah suatu hal yang meimpa bagi
manusia yang diberikan oleh Allah sebagai perantara “menghukum” hambanya yang telah
meninggalkan perintah yang ia berikan, seta sebagai uapaya untuk menguji kekuatan iman dari
sang hamba untuk memperkuat imannya, yang terkadang disamaratakan pengertiannya bahwa
hanya hal buruklah yang dimaksud dengan muṣǐbah.
Tidak tersedia versi lain