Text
Childfree dalam sebuah Pernikahan Perspektif Al-Qur’an dan Biopsikologi
Kata Kunci: Childfree, Al-Qur’an, Biopsikologi
Childfree merupakan sebuah keputusan yang diambil oleh sepasang suamiistri untuk tidak memiliki anak secara sukarela tanpa ada keterpaksaan. Gita Savitri
Devi, misalnya. Akhir-akhir ini, ia menggemparkan masyarakat Indonesia atas
keputusannya untuk childfree yang diungkap secara gamblang di salah satu stasiun
televisi swasta. Tentu ini bertolak belakang dengan kebudayaan negara Indonesia
yang terkenal dengan pemikiran “banyak anak banyak rezeki”. Berdasarkan hal
tersebut, dalam kesempatan kali ini penulis berinisiatif untuk menggunakan
pendekatan biopsikologi dalam mengkaji kasus childfree dalam sebuah pernikahan
perspektif Al-Qur’an dan biopsikologi. Terdapat dua permasalahan, yakni
bagaimana penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa salah satu
tujuan dari pernikahan yakni untuk memiliki keturunan dan bagaimana childfree
dalam sebuah pernikahan perspektif Al-Qur’an dan biopsikologi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library Research) dengan
menggunakan pendekatan biopsikologi. Sumber data diperoleh dari literatur kitab
tafsir klasik dan kontemporer karena jelas titik perbedaannya dari segi zaman, buku
Childfree and Happy (Keputusan Sadar untuk Hidup Bebas Anak), dan
biopsikologi karya James W. Kalat, serta karya ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan childfree.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, dari penafsiran beberapa
ayat Al-Qur’an seperti QS. Al-Baqarah (2): 187, QS. Ali ‘Imran (3): 14, QS. AnNisa’ (4): 1, QS. Al-A’raf (7): 189, QS. An-Nahl (16): 72, QS. Al-Furqan (25): 54,
dan QS. Ar-Rum (30): 21 dapat dipahami bahwa Allah menciptakan manusia
berpasang-pasangan dan dari hubungan yang halal (menikah) ini tak lain bertujuan
agar memiliki keturunan. Kedua, faktor seseorang memutuskan childfree tidak serta
merta karena keinginan sendiri maupun lingkungan. Melainkan, secara biologi
makanan yang kita konsumsi itu berpengaruh pada cara atau pola berpikir, hormon
dalam tubuh kita bahkan pada keputusan yang kita ambil. Oleh karenanya, dari
sekian alasan yang dipaparkan tentang mengapa seseorang memutuskan childfree
mungkin bisa diterima jika kita menggunakan kacamata biopsikologi. Namun, tidak
dengan pandangan agama. Akan tetapi, karena munculnya ilmu-ilmu umum ini
semua berasal dari Al-Qur’an tanpa terkecuali maka tentu hukum atas suatu
permasalahan ini dikembalikan lagi kepada Al-Qur’an
Tidak tersedia versi lain