Text
Analisis Term Millah Perspektif Semantik Toshihiko Izutsu
Kata Kunci:Millah, Semantik, Toshihiko Izutsu
Agama dalam Al-Qur’an dengan 3 variasi kata yang berbeda, yaitu millah,
dīn dan syari’ah. Millah menjadi pandangan untuk berlanjut pada dīn dan syari’ah
karena millah memberikan pandangan dari agama atau ajaran sebelumnya.
Namun, ada tokoh orientalis yang mengatakan bahwa millah bukan agama tetapi
hanya sekte.Permasalahan yang didapat dari kedua pernyataan tersebut: (1.)
Bagaimana Al-Qur’an memaknai term Millah? dan (2.) Bagaimana analisis
semantik Toshihiko Izutsu atas term Millah dalam Al-Qur’an?
Penelitian ini menggunakan metode library research dengan pendekatan
semantik Toshihiko Izutsu dengan menentukan tema, menganalisis kata kunci,
menentukan makna dasar dan relasional, serta ditutup dengan pandangan dunia
(Welthanschauung) serta pesan. Penelitian ini menggunakan teori makna, terebih
teori behavioral berdasarkan pada penentuan makna melalui keadaan. Mengingat
bahasa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab dan dilatar belakangi dengan
keadaan masyarakat Arab yang beragam.
Hasil penelitian ini ialah term millah disebutkan sebanyak 15 kali dalam AlQur’an. Berdasarkan turunnya ayat, millah diturunkan Di Makkah sebanyak 10
ayat dan 5 ayat lain Di Madinah dalam 11 surah berbeda, ke-15 ayat tersebut
ialah dalam surah Ṣād (38): 7, Yūsuf (12): 37-38, Al-An’ām (6): 161, An-Nahl
(16): 123, Al-A’raf (7): 88-89, Ibrāhīm (14): 13, Al-Kahfi (18): 20, Al-Baqarah
(2): 120, 130, 135, Ali ‘Imrān (3): 95, Al-Nisā’ (4): 125, dan Al-Hajj (22):
78.Millah dengan makna yang tidak jauh berbeda dan mengarah pada cerita atau
pandangan hidup seorang nabi dan umatnya. Pada dasarnya millah ialah dīn
(agama), syarī’at (jalan/cara)dan tharīq (jalan), sunnah (sunah), syay’u
(tersebar/tersiar), addiyah (denda/tebusan), ummatin (umat), jalan, masuk,
memeluk, menganut, persahabatan, sumber yang tulus dari akhirat, bergegas
masuk, kepercayaan, sekte dan tulisan/dekte.Welthanschauung dari millah
berdasarkan 15 ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung term tersebut ialah dīn
(agama), ʽaqīdah (keyakinan/kepercayaan) dan Syarīʽah (jalan/ajaran/aturan)
yang dibawa oleh nabi dan diikuti oleh kaumnya untuk memperjelas ajaran yang
dibawa oleh nabi Muhammad. Millah memberikan pesan yang sangat identik
dengan kepercayaan yang harus ditekankan lebih karena sebagai dasar untuk
menekuni perbuatan lain yang mengiringi. Agama hanya sebatas wacana apabila
tidak diisi dengan perilaku dan sikap yang mencerminkannya. Penelitian ini
membantah pandangan Theodor Noldleke yang mengidentifikasi millah dengan
sebatas sekte dan penelitian ini membuktikan pergeseran makna millah dari masa
ke masa tertentu
Tidak tersedia versi lain