Text
Ad-Dakhĭl dalam Kisah Maryam dan Nabi Isa (Studi Tafsir Q.S. Maryam (19): 16-30 dalam Tafsĭr Muqātil bin Sulaimān)
Kata Kunci: Ad-Dakhĭl, Kisah Maryam dan Nabi Isa, Tafsĭr Muqātil bin
Sulaimān
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi penyimpangan dalam penafsiran AlQur’an. Hal ini dikarenakan tafsir merupakan produk pemikiran manusia. Maka,
tidak akan lepas dari kekurangan atau bahkan penyelewengan. Penyelewengan
dalam sebuah penafsiran disebut sebagai ad-dakhĭl. Latar belakang adanya addakhĭl dalam sebuah penafsiran Al-Qur’an adalah perbedaan pandangan politik,
fanatisme suku dan mazhab, serta disebabkan oleh pihak luar umat Islam yang ingin
menggoyahkan Islam. Penyelewengan yang terjadi dalam sebuah penafsiran AlQur’an mempunyai peluang besar untuk masuk kedalam Ayat-ayat yang berkaitan
tentang kisah-kisah di dalam Al-Qur’an, dikarenakan ayat-ayat tersebut tidak
dijelaskan secara rinci oleh Rasulullah, sehingga membuat para sahabat waktu itu
bertanya kepada ahli kitab. Salah satu kitab tafsir yang dinilai dimasuki unsur addakhĭl adalah Tafsĭr Muqātil bin Sulaimān.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ad-dakhĭl, yakni pendekatan yang
digunakan untuk melakukan penilaian terhadap tafsir Al-Qur’an. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kritik sumber penafsiran, yakni uji
otentisitas dan kredibilitas sumber penafsiran yang bertujuan untuk mengetahui
sahih tidaknya sumber penafsiran. Untuk meneliti sumber tersebut, maka
diperlukan yang namanya kritik tafsir. Kritik tafsir adalah sebuah cara ilmiah dan
sistematis untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menilai tafsir Al-Qur’an. Metode
ini melibatkan macam-macam bentuk seperti kritik historis, kritik bahasa,
hermeneutik, dan kritik ad-dakhĭl. Fokus penelitian ini adalah untuk menyelidiki
unsur ad-dakhĭl yang melibatkan analisis terhadap informasi internal dalam
menafsirkan Al-Qur’an.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur ad-dakhĭl yang masuk ke dalam
Tafsĭr Muqātil bin Sulaimān berupa ad-dakhĭl an-naqlĭ. Adapun rinciannya adalah:
1) kisah Maryam menyendiri dihukumi sebagai ad-dakhĭl an-naqlĭ dalam bentuk
isrāĭliyyāt yang mauqūf (didiamkan). 2) kisah Maryam didatangi malaikat Jibril
dihukumi sebagai ad-dakhĭl an-naqlĭ dalam bentuk isrāĭliyyāt yang mauqūf
(didiamkan). 3) kisah kehamilan Maryam dihukumi sebagai ad-dakhĭl an-naqlĭ
dalam bentuk isrāĭliyyāt yang mauqūf. 4) kisah persalinan Maryam dihukumi
sebagai ad-dakhĭl an-naqlĭ dalam bentuk riwayat isrāĭliyyāt yang mauqūf. 5) kisah
penyebutan Maryam sebagai saudara Hārūn dihukumi ad-dakhĭl an-naqlĭ dalam
bentuk hadĭṡ mursal yang dihukumi mardūd. 6) kisah nabi Zakariyā mendatangi
nabi Isā dihukumi sebagai ad-dakhĭl an-naqlĭ dalam bentuk isrāĭliyyāt yang tidak
bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dihukumi mauqūf
Tidak tersedia versi lain