Text
Sinergisitas Peran Guru PAI dan Orang Tua Siswa dalam Penguatan Pemahaman Amaliyah Fikih Melalui Gerakan Furudhul Ainiyah (GEFA) (Studi Komparasi di MTs. An-Najah I dan MTs. Al-Hayyan Karduluk Pragaan Sumenep)
Kata Kunci: sinergisitas guru PAI dan orang tua Siswa, penguatan pemahaman
amaliyah fikih siswa, GEFA, MTs. An-Najah I, MTs. Al-Hayyan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejauh mana perencanaan,
pelaksanaan, hambatan dan upaya sinergisitas guru PAI dan orang tua siswa
dalam penguatan pemahaman amaliyah fikih melalui Gerakan Furudhul Ainiyah
(GEFA) di MTs. An-Najah I dan MTs. Al-Hayyan Karduluk Pragaan Sumenep.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Reseach) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach) melalui instrumen
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data ini bersifat
deskripstif dengan menggunakan model Miles dan Huberman melalui tiga alur
kegiatan, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses implementasinya,
pelaksanaan sinergisitas peran guru PAI dan orang tua siswa dalam penguatan
pemahaman amaliyah fikih melalui Gerakan Furudhul Ainiyah (GEFA) di MTs.
An-Najah I yang diintegrasikan dengan SKUA dan MTs. Al-Hayyan yang
diintegrasikan dengan pembelajaran tematis dari tiga aspek materi, yaitu AlQur’an, Fikih dan Akhlak sudah melalui tahapan ideal implementasi kurikulum
yang baku, dimulai dari perencanaan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan
dan diakhiri dengan proses evaluasi. Bentuk sinergisitas yang dibangun adalah:
(1) komunikasi langsung dan tidak langsung; (2) berkunjung ke rumah guru PAI
dan sebaliknya; (3) sama-sama memberikan pengawasan belajar dan ibadah
siswa/anak saat di Madrasah dan di rumah melalui Buku Pedoman SKUA dan
kartu hafalan SKUA di MTs. An-Najah I, serta Buku penghubungan (Guru-SiswaOrang Tua) di MTs. Al-Hayyan Karduluk. Adapun faktor penghambat dari pihak
guru di MTs. Al-Hayyan adanya sebagian guru PAI yang takut membangun
komunikasi awal dengan orang tua siswa karena umurnya lebih muda. Sedangkan
di MTs. An-Najah I adanya sebagian guru PAI yang mengajar tidak hanya di satu
tempat, tetapi di beberapa tempat lembaga pendidikan lainnya. Dari pihak orang
tua dan anak adalah kurangnya perhatian terhadap anak, rendahnya latar belakang
pendidikan orang tua, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya membangun
hubungan sinergi dengan guru PAI dalam penguatan pemahaman amaliyah fikih
anak/siswa, serta adanya sebagian siswa yang keseringan lupa membawa “Buku
Penghubung (Guru-Siswa-Orang Tua)” ke madrasah. Upaya-upaya yang telah
dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan adalah: (1) guru PAI membangun
sinergi dengan guru-guru lain; (2) guru PAI melalui kegiatan home visit atau
kunjungan ke rumah orang tua siswa; dan (3) menegur langsung dan
memberikan hukuman yang bersifat edukatif dan pedagogis
Tidak tersedia versi lain