Text
Penerapan Pembelajaran Qirā’ah Sab’ah: Resepsi atas Kitab Manba‘ Al-Barakāt Fi Sab‘ Al-Qirā’ah Karya Ahsin Sakho Muhamma di Pondok Pesantren Zainul Ibad Prenduan
Kata Kunci: Qirā’ah Sab’ah, Resepsi, Pondok Pesantren Zainul Ibad.
Penerapan Pembelajaran qirā’ah Sab’ah di Pondok Pesantren Zainul Ibad adalah salah
satu kegiatan yang langkah, yang mana tidak semua Pondok Pesantren mempunyai kegiatan
belajar qirā’ah sab’ah. Akan tetapi, tidak semua santri di Pondok Pesantren Zainul Ibad bisa
mengikuti pembelajaran qirā’ah sab’ah, melainkan bagi santri yang sudah paham bahasa Arab.
Ada dua pokok permasalahan dalam kajian penelitian ini, yaitu: pertama, bagaimana fenomena
penerapan pembelajaran qirāah sab’ah di Pondok Pesantren Zainul Ibad Prenduan. Kedua,
bagaimana resepsi kitab Manba‘ al-Barakāt fi Sab‘ al-Qirā’ah Karya Ahsin Sakho Muhammad.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu mendiskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran
manusia secara individu maupun kelompok. Penelitian kualitatif ini bersifat induktif, artinya
penulis berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku
manusia dalam situasi tertentu yang berdasarkan pada sifat fenomenologis. Penelitian ini
menggunakan pendekatan teori resepsi dengan jenis penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pembelajaran qirā’ah sab’ah
menggunakan metode halaqoh dan tata cara pembelajarannya menggunakan jama’ kubroh.
Metode yang dipakai dalam kitab Manba‘ al-Barakāt fi Sab‘ al-Qirā’ah ada tiga yaitu yang
pertama penulisan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tertib (urutan) mushaf ayat per-ayat, yang kedua
merinci ayat dan kalimat-kalimatnya. Jika ada ikhtilaf antar ulama’ qiraat baik itu berkaitan
dengan ushul qiraat amengetahui farsyul huruf, kemudian disertakan bait nadzam syatibiyyah.
Apabila penjelasan ikhtilaf itu telah dijelaskan sebelumnya maka dikatakan jaly amengetahui
dzahir amengetahui wadlih amengetahui sabaqa bayyanahu qariban amengetahui ma ila dzalik.
Beliau juga memberikan warna merah pada kalimat yang ikhtilaf agar pelajar lebih mudah
mengindetifikasi mana kalimat yang ikhtilaf, yang ketiga menjelaskan ushul qiraat baik itu
dalam bentuk tabel amengetahui yang lainnya
Tidak tersedia versi lain