Text
Tikrār dalam Al-Qur’an (Analisis Stilistika Al-Qur’an Pada Pengulangan Ayat Wail Yaumaiż Li Al-Mukażżibīn dalam Surah Al-Mursalāt)
Kata Kunci: Tikrār, Stilistika Al-Qur’an, Surah al-Mursalāt
Al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad yang diturunkan secara mutawatir dan bernilai ibadah dalam
membacanya. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang diulang-ulang (Tikrār).
Seperti pengulangan ayat Wail Yaumaiż Li al-Mukażżibīn dalam surah alMursalāt pada ayat ke 15, 19, 24, 29, 34, 37. 40, 45, 47, dan 49. Adanya
pengulangan ayat atau kalimat dalam Al-Qur’an menimbulkan pertanyaan
dibenak para ilmuan sekaligus menjadi bahan pembicaraan di kalangan mereka,
juga banyak seseorang yang memahami tentang tikrār namun mereka tidak
menyadari bahwa yang mereka pahami itu masih kurang tepat, mereka hanya
memahami tikrār dari segi tekstualnya saja, seperti penafsiran, munasabah, dan
sebab turunnya ayat tersebut, mereka tidak memahami lagi dari segi
kontekstualnya, seperti dari pemilihan gaya bahasa, dan susunan kalimatnya.
Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana tikrār
atau pengulangan ayat Wail Yaumaiż Li al-Mukażżibīn dalam surah al-Mursalāt?
2) Bagaimana analisis tikrār atau pengulangan ayat Wail Yaumaiż Li alMukażżibīn dalam surah al-Mursalāt berdasarkan pendekatan Stilistika? 3) Apa
rahasia dan hikmah dari tikrār atau pengulangan ayat Wail Yaumaiż Li alMukażżibīn dalam surah al-Mursalāt?.
Metode yang digunakan berupa kepustakaan (library research) dengan
menggunakan pendekatan kebahasaan dengan perspektif Stilistika Al-Qur’an,
karena untuk mengetahui pemilihan gaya bahasa dan susunan kalimat dari ayat
yang diulang-ulang dalam surah al-Mursalāt dengan langkah-langkah analisis
metode tafsir tematik surah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Berdasarkan beberapa penafsiran
dapat diketahui bahwa pengulangan ayat Wail Yaumaiż Li al-Mukażżibīn dalam
Surah al-Mursalāt mengandung tiga sisi lain untuk menakut-nakuti orang-orang
yang telah berdusta serta mengadzab mereka kelak pada hari kiamat. Dan dapat
diketahui bahwa dalam pengulangan ayat tersebut terdapat aspek-aspek Stilistika
Al-Qur’an, yaitu: tataran fonologi (Al-Mustawā al-Ṣawtī), tataran morfologi (AlMustawā al-Ṣarfī), tataran sintaksis (Al-Mustawā al-Naḥwī / al-Tarkībī), tataran
semantik (Al-Mustawā al-Dalālī), dan tataran imageri/retoris (Al-Mustawā alTaṣwīrī). Adapun hikmah atau fungsi pengulangan ayat dalam Surah al-Mursalāt
ini berfungsi sebagai taqrīr (penetapan), ta’kīd (penegasan), karena ta’ẓīmān
lisya’nih (masalahnya penting), untuk taubīkh dan takhfīf yakni berfungsi untuk
menegur, atau celaan, dan menakut-nakuti, dan juga sebagai ziyādah al tarhīb dan
ziyādah al targīb atau untuk mengintimidasi, dan menambah daya tarik
Tidak tersedia versi lain