Text
, Jurnalisme Seksis dan Budaya Misogini Masyarakat Madura (Studi Kasus pada Pemberitaan Media Online Madura Juni 2020 – Juni 2021)
Kata Kunci: Jurnalisme Seksis, Misogini, Budaya Masyarakat Madura, Media
Online.
Persepsi umum di masyarakat Madura, banyak menempatkan posisi
perempuan sebatas berurusan dengan pekerjaan domestik, sosok yang lemah,
bekerja sebagai sampingan, hingga dilekatkan atribut seks. Persepsi ini
berkembang luas di tengah masyarakat, disampaikan turun temurun, dan
membentuk kesadaran bahwa antara perempuan dan laki-laki mempunyai derajat
berbeda. Sebuah kesalahan fatal awal bermula. Kesalahan lainnya, peran media
dalam mengkonstruksi pemikiran masyarakat memiliki andil yang sangat besar.
Media merupakan cermin dan refleksi dari kondisi sosial budaya masyarakat.
Media membutuhkan orang untuk mengunjungi website mereka, tubuh perempuan
dijadikan komoditas karena menurut mereka tubuh perempuan punya daya jual.
Kondisi demikian kemudian bertambah parah dengan rendahnya tingkat literasi
masyarakat. Literasi masyarakat Madura yang rendah melihat berita seperti ini
justru penasaran, sehingga mereka membaca berita itu bukan karena
membutuhkan, tapi karena ingin tahu. Hal inilah yang menjadi pemicu maraknya
berita seksis pada pemberitaan media online di madura. Oleh sebab itu, penelitian
ini memfokuskan pada bagaimana jurnalisme seksis dalam pemberitaan media
online Madura, dan bagaimana hubungan jurnalisme seksis dan budaya misogini
masyarakat Madura.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis
penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research) yaitu teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.
Melalui metode penelitian diatas, hasil penelitian ini mencakup dua hal.
Pertama, jurnalisme seksis dalam media online Madura, bagaimana sebuah berita
bisa dikategorikan seksis baik dari narasi yang ditulis, bahasa maupun gambar
yang ditampilkan berdasarkan UU No. 40 tahun 1999 tentang pers dan kode etik
jurnalistik juga indikator sensitif gender oleh Aliansi Jurnalis Independen
Indonesia. Kedua, hubungan jurnalisme seksis dan budaya misogini masyarakat
Madura. Unsur misogini yang sudah terinternalisasi dalam budaya masyarakat
Madura meyebabkan maraknya media online Madura menuliskan pemberitaan
bernada seksis juga media online sebagai suatu media massa yang sangat mudah
diakses masyarakat Madura menjadi cerminan dari kondisi sosial masyarakat
Madura.
Tidak tersedia versi lain