Text
Penerapan Pembelajaran Model Kontekstual Pada Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMPN 7 Pamekasan
Katakunci: Model Pembelajaran Kontekstual, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam proses pembelajaran, guru diberikan kebebasan untuk mengelola kelas yang
meliputi model, strategi, pendekatan, dan metode yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran, siswa, guru, dan sumber daya yang tersedia. Namun pembelajaran yang berorientasi
pada penguasaan materi dianggap kurang efektif menghasilkan peserta didik yang aktif. Peserta
didik berhasil “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali persoalan hidup jangka
panjang. Oleh sebab itu, salah satu guru di SMPN 7 Pamekasan mulai menggunakan model
pembelajaran yang baru guna memcapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Model pembelajaran
kontekstual dipromosikan menjadi alternatif. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah
“Penerapan Pembelajaran Model Kontekstual Pada Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas
VIII SMPN 7 Pamekasan”. Fokus dalam penelitian ini ingin melihat tentang bagaimana pra dan
pasca penerapan CTL dalam pelajaran bahasa Indonesia, dan kelebihan serta kekurangan dalam
penerapannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti sengaja
mengambil pendekatan tersebut karena peneliti ingin menyajikan secara langsung bagaimana
peneliti dengan objek yang akan di teliti yang mana dilakukan secara alamiah. Teknik pengambilan
sumber data menggunakan teknik purpoif. Teknik ini dilakukan dengan pertimbangan tertentu,
yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah
peneliti untuk menjelajahi obyek yang sedang diteliti. Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara, observasi dan analisis data dokumentasi. Serta menggunakan tiga analisis data yaitu
kondensasi data, data display, dan verifikasi. Kemudian menggunakan triangulasi, analisis kasus
negatif, dan perpenjangan penelitian sebagai pengecekan keabsahan data.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pra penerapan CTL pembelajaran masih
dianggap kurang efektif karena siswa hanya mendengarkan dan menjadi pasif. Kemudian pasca
penerapan model pembelajaran kontekstual siswa menjadi lebih aktif. Siswa bisa mengalami secara
langsung materi yang sedang mereka pelajari. Kelas menjadi lebih nyaman dan ramai dengan
terciptanya masyarakat belajar. Siswa juga menjadi lebih aktif dalam berinteraksi sesama perihal
pembelajaran, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Serta yang paling penting seluruh siswa
menjadi lebih fokus dan menaruh perhatiannya pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
Keunikan model ini adalah siswa bisa mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata untuk
mempermudah pemahamannya. Siswa juga bisa mengalami langsung tentang apa yang mereka
pelajari. Kelemahan dalam penerapan CTL yaitu guru harus bekerja lebih ekstra untuk menciptakan
masyarakat belajar yang diinginkan. Model pembelajaran kontekstual ini harus dilakukan secara
berkala dan berulang-ulang untuk menciptakan suasana yang diinginkan terlebih lagi objek
belajarnya adalah siswa kelas menengah pertama
Tidak tersedia versi lain