Text
Upaya Guru IPS Dalam Menanamkan Karakter Cinta Damai Kepada Siswa di SMP Nurul Hikmah Blumbungan Larangan Pamekasan
Katakunci: Upaya Guru IPS, Penanaman, Karakter Cinta Damai.
Karakter cinta damai adalah salah satu karakter yang sangat perlu untuk ditanamkan keada
siswa agar siswa dapat menjadi pribadi yang suka dengan permaian serta dapat mengelala
emosinya dengan baik sehingga tidak dapat menimbulkan permusuhan, pertikaian ataupun
konflika antar sesama. Hal tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga pendidikan SMP
Nurul Hikmah Blumbungan Larangan Pamekasan, dimana guru IPS melakukan beberapa upaya
untuk menanamkan karakter cinta damai kepada siswa-siswinya.
Terdapat dua fokus penelitian yang ada dalam penelitian ini yaitu, Pertama bagimana
upaya guru IPS dalam menanamkan karakter cinta damai kepada siswa di SMP Nurul Hikmah
Blumbungan Larangan Pamekasan. Kedua mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam
upaya upaya guru IPS dalam menanamkan karakter cinta damai kepada siswa di SMP Nurul
Hikmah Blumbungan Larangan Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dilapangan untuk menggali
data-data yang berkaitan dengan penelitian sehingga peneliti dapat sepenuhnya mendapatkan datadata yang terbukti kebenarannya.
Hasil penelitian dalam penelitian ini dapatkan pada fokus pentama yakni tentang bagimana
upaya guru IPS dalam menanamkan karakter cinta damai kepada siswa di SMP Nurul Hikmah
Blumbungan Larangan Pamekasan. Yaitu mengajarkan untuk saling peduli, mengajarkan untuk
saling menghormati, mengajarkan untuk saling peduli kemudian mememberikan contoh yang baik
salah satunya yaitu dengan membiasakan 3 S yakni salam, senyum dan sapa. Kemudian hasil
penelitian dari fokus yang kedua yakni mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam upaya
upaya guru IPS dalam menanamkan karakter cinta damai kepada siswa di SMP Nurul Hikmah
Blumbungan Larangan Pamekasan. Yakni yang menjadi faktor pendukung yaitu keberadaan
lembaga dalam lingkungan pesantren, adanya dukungan dari ketua yayasan dan kemudian
dukungan dari para guru-guru dalam mendidik dengan tatakrama yang baik dan lemah lembut.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat yaitu keterbatasan siswa untuk melakukan sosialisai
dengan orang lain yang ada di luar pondok pesantren.
Tidak tersedia versi lain