Text
Bentuk-Bentuk Senyapan dalam Produksi Ujaran Pidato Siswa Kelas IX Di MTsN 1 Pamekasan
Kata kunci: Senyapan. Produksi, ujaran, pidato
Kesulitan dalam menyampaikan suatu gagasan yang sudah terstruktur atau
saat berpidato dapat terjadi karena banyak faktor terutama dalam aspek
psikolinguistik dapat terjadi karena senyapan. Senyapan merupakan
ketidaklancaran dalam berbicara. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti
tertarik untuk mengangkat tiga fokus permasalahan yakni bagaimanakah
bentuk senyapan (pauses), faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya senyapan, dan cara guru mengatasi senyapan yang terjadi pada siswa
kelas IX di MTsN 1 Pamekasan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Observasi, interview, dan
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk-bentuk
senyapan dan faktor yang menyebabkan siswa kelas IX di MTsN 1 Pamekasan
melakukan senyapan (pause) dalam memproduksi ujaran.
Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan dalam menganalisis data
yaitu mengindetifikasi bentuk-bentuk senyapan (pause) yang dilakukan siswa
di MTsN melakukan koding data, melakukan reduksi data, melakukan
pemaparan/displaying data, dan melakukan analisis data yang dilanjutkan
dengan penarikan kesimpulan tentang tentang bentuk-bentuk senyapan (pause)
yang dilakukan siswa di MTsN 1 Pamekasan dalam memproduksi ujaran dan
alasan siswa mengalami senyapan dalam memproduksi ujaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk senyapan yang dilakukan
oleh siswa pada saat berpidato ada juga siswa yang melakukan tiga bentuk
senyapan sekaligus yaitu 10 (52,63%) siswa melakukan senyapan penuh, 9
(47,36%) melakukan senyapan penuh dan diam, dan tidak ada siswa yang
melakukan senyapan diam secara utuh. Bentuk senyapan penuh yaitu ‘’ehh’’
dan ‘’emm’’ dan siswa yang melakukan dua bentuk senyapan sekaligus. Bentuk
senyapan penuh yang paling banyak dilakukan siswa yakni ‘’ehh’’. Faktor
penyebab siswa melakukan senyapan yang ditemukan oleh peneliti di MTsN 1
Pamekasan ada tiga faktor yakni lupa, kurang berkonsentrasi dan
gugup/nervous, kurang berkonsentrasi merupakan faktor yang paling banyak
mempengaruhi siswa sebanyak 9 (47%) siswa, 7 (37%) siswa menyatakan lupa
dan 3 (16%) siswa menyatakan gugup. Solusi guru dalam mengatasi siswa
yang melakukan senyapan yakni stressing dan drilling dengan mengulang
kembali ujaran yang disampaikan siswa dan memberikan pembelajaran lebih
kepada siswa yang senyap sehingga dalam menyampaikan sesuatu hal yang
penting siswa dapat lebih fokus dan berkonsentrasi
Tidak tersedia versi lain