Text
Perilaku Bullying Remaja di Desa Batuampar Guluk-Guluk Sumenep,
Kata Kunci : Bullying, Remaja Desa Batuampar
Perilaku bullying merupakan perilaku yang seringkali terjadi di kalangan
remaja dan dianggap sebagai hal yang biasa bahkan melakukannya dengan dalih
kata bercanda karena dampak yang ditimbulkan tidak langsung jelas secara kasat
mata. Pada banyaknya kasus bullying ini remaja dianggap sebagai subjek utama
sekaligus objek dari bullying. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentukbentuk bullying remaja di desa Batuampar Guluk-Guluk Sumenep, (2) mengetahui
faktor penyebab perilaku bullying Remaja di desa Batuampar Guluk-Guluk
Sumenep, (3) Perilaku bullying remaja di desa Batuampar Guluk-Guluk Sumenep.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui dokumentasi, wawancara, dan
observasi. Peneliti melakukan wawancara terhadap 7 remaja desa Batuampar yang
bertempat tinggal tetap dan sekolah di desa Batuampar dengan memberikan
pertanyaan yang merepresentasikan setiap tahapan perkembangan moral. Peneliti
juga melakukan wawancara kepada orang tua siswa, guru salah satu sekolah di desa
Batuampar untuk mengetahui faktor penyebab bullying remaja di desa Batuampar.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa ada tiga bentuk bullying yang terjadi
pada remaja desaa Batuampar, yaitu pertama bullying verbal, dengan adanya
perilaku mengejek, memberikan julukan tidak pantas, bahkan mencela fisik. Kedua
yaitu bullying fisik, seperti adanya perilaku memukul tanpa bersalah, mencubit,
bahkan pelecehan. Ketiga yaitu bullying psikis seperti perilaku mengancam,
mempermalukan di depan umum, memandang dengan wajah sinis.
Faktor penyebab perilaku bullying yaitu terdapat empat faktor utama, yang
pertama faktor keluarga, seperti keutuhan keluarga, pola asuh orang tua. Faktor
kedua yaitu teman sebaya, dengan siapa remaja bergaul, bagaimana pola
pergaulannya dengan teman-temannya. Yang ketiga yaitu faktor sekolah,
bagaimana guru memberikan hukuman kepada siswa, dan tindakan sekolah
terhadap kasus bullying. Terakhir yaitu media sosial, seperti bahan tontonan remaja,
dan perilaku yang ditiru dari apa yang ditonton
Tidak tersedia versi lain