Text
Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti Secara Luring Di SMPN 1 Galis Pamekasan
Kata Kunci:Covid-19,PembelajaranPAI, Budi Pekerti, Luring
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang menarik didalam
kegiatan pembelajaran secara luring yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dikarenakan populasi siswa lebih sedikit sehingga siswa
yang mengikuti kegiatan pembelajaran lebih mudah memahami materi pelajaran
yang disampaikan Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengangkat tiga fokus
penelitan, yaitu: Pertama, Bagaimana Dampak Covid-19 terhadap Implementasi
Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti secara Luring di SMPN 1 Galis
Pamekasan?kedua, Apa saja faktor yang menjadi penghambat dan pendukung
penerapan model pembelajaran PAI dan Budi Pekerti secaraluring pada masa covid
19 di SMPN 1 Galis Pamekasan?
Peneliti dalam melakukan Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualiatatif. Sumber data yang diperoleh oleh Peneliti berupa wawancara kepada
pihak yang bersangkutan, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dengan
melakukan Reduksi, Display data, dan verifikasi data. Data yang diperoleh dari
keabsahan datanya dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan
triangulasi. Tahap penelitian terdiri dari tahap pra lapangan, tahap pekerjaan
lapangan, dan penyusunan laporan. dataPenelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Galis yang beralamat Di jl.Raya Galis No.71, Kecamatan Galis, kabupaten
pamekasan, propinsi jawa timur. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti secara Luring di SMPN 1 Galis Pamekasan, faktor yang menjadi
penghambat dan pendukung penerapan model pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
secara luring pada masa covid 19 di SMPN 1 Galis Pamekasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Dampak Covid-19 terhadap
implementasi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti secara luring di SMPN 1 Galis
Pamekasan ialah jam pembelajaran dikurangi yang semula jam untuk mapel PAI
dan Budi Pekereti dari 3 jam pelajaran diubah menjadi 2 jam pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar yang semula normal seperti biasa diubah menjadi 2 sesi KBM
berlangsung, warga sekolah wajib mematuhi protokol kesehatan seperti memakai
masker, sering mencuci tangan, dan lain-lain. Kedua, Faktor pendukung
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti secara luring yaitu Pengenalan kepribadian
siswa, Dari guru ialah kesadaran dan ketaatan terhadap protokol kesehatan, Dari
murid/siswa ialah ketaatan terhadap peraturan/tata tertib yang berlaku, Dari
lembaga ialah adanya pemberian fasilitas kesehatan seperti masker dan tempat
khusus mencuuci tangan. Faktor penghambat pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
secara luring adalah Adanya keterbatasan waktu /jam pelajaran dan ruangan karena
terbatas maka hasilnya kurang maksimal, Kekurangan tenaga guru
Tidak tersedia versi lain