Text
. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kasus Pernikahan Dini Di Desa Tentenan Barat Kabupaten Pamekasan.
Kata kunci: Analisis, Persepsi, Pernikahan dini
Pernikahan dini merupakan suatu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang pada usia
yang masih dibawah umur. Di zaman yang modern ini, pernikahan dini masih banyak terjadi di
kalangan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Ada berbagai macam faktor dan juga
dampak akibat dari pernikahan dini yang muncul. Salah satu desa yang masih melakukan
pernikahan dini yaitu Desa Tentenan Barat Kabupaten Pamekasan.
Dalam penelitian ini, terdapat 3 fokus penelitian yaitu: pertama, Bagaimana persepsi
masyakakat tentang kasus pernikahan dini di Desa Tentenan Barat Kabupaten Pamekasan?. kedua,
Apa saja faktor penyebab terjadinya pernikahan dini pada masyarakat Desa Tentenan Barat
Kabupaten Pamekasan?. Ketiga, Bagaimana respon tokoh masyarakat tentang kasus pernikahan
dini di Desa Tentenan Barat Kabupaten pamekasan?. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field risearch). Prosedur pengumpulan data yang
digunakan ada tiga 3 (tiga) yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan beberapa
masyarakat. Sedangkan tahap analisisnya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan dengan pengecekan keabsahan data melalui perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu: Pertama, masyarakat Desa Tentenan
Barat sebagian menganggap pernikahan dini wajar dilakukan sebab sudah menjadi adat istiadat
dan untuk mencegah perzinahan. Sebagian masyarakat juga mempersepsikan bahwa pernikahan
dini dianggap sebagai sesuatu yang kurang baik karena memiliki banyak mudharat seperti labilnya
pernikahan yang bisa menyebabkan terjadinya pertengkaran, ketidak harmonisan, kurangnya
kepercayaan terhadap pasangan masing-masing dan meyimpang dari aturan pemerintah tentang
batas usia menikah. Kedua, faktor terjadinya pernikahan dini di Desa Tentenan Barat yaitu faktor
ekonomi seperti kerjasama bisnis, untuk mengangkat derajat ekonomi keluarga dan kurangnya
biaya untuk melanjutakan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. faktor tradisi, faktor rendahnya
pendidikan, faktor kekerabatan, dan faktor pergaulan bebas. Ketiga, tokoh masyarakat di Desa
Tentenan Barat tidak menunjukkan respon tertentu yang bersifat signifikan tetapi sebagian tokoh
masyarakat tersebut hanya akan menegur secara halus dan memberikan sedikit penjelasan
mengenai pernikahan dini kepada orang tua yang akan menikahkan anaknya yang masih di bawah
umur namun keputusan akhir tetap bergantung pada keluarga dari masing-masing pihak
Tidak tersedia versi lain