Text
Peran Guru dalam Menanamkan Budi Pekerti pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Al-Mukhlisin, Desa Seddur Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan
Kata Kunci: Peran Guru, Budi Pekerti, Anak Usia Dini
Budi pekerti dapat dimaknai sebagai upaya untuk membentuk peserta
didik sebagai pribadi seutuhnya yang tercermin dalam kata,perbuatan, sikap,
fikiran dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama dan moral luhur bangsa
Indonesia melalui kegiatan bimbingan. Tujuan mengembangkan budi pekerti agar
mereka memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga
kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadapTuhan dan terhadap sesama
makhluk.
Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa masalah yang dihadapi peran
guru dalam menanamkan budi pekerti pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal
Al-Mukhlisin, yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini yaitu; pertama
bagaimana peran guru dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini di RA
Al-Mukhlisin. Kedua faktor-faktor apakah yang mendorong dan menghambat
peran guru dalam menanamkan budi pekerti pada anak usia dini di RA AlMukhlisin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif desktriptif, dimana
sumber yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun
yang menjadi informan kepala sekolah dan guru kelas, untuk pengecekan
keabsahan data melalui pengamatan terus-menerus, memperpanjang masa
observasi dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan peran guru dalam menanamkan budi
pekerti pada anak usia dini menggunakan beberapa metode;pertama anak
dibiasakan berbaris masuk ruang kelas untuk mengajarkan budaya antri pada
anak, kedua berjabat tangan kepada guru ketika masuk dan keluar kelas, ketiga
membaca do’a sebelum dan sesudah kegiatan belajar, keempat sekolah
menyediakan sarana yang dapat menunjang pendidikan budi pekerti, kelima
pendidik selalu memberikan contoh bagaimana budi pekerti yang baik dalam
kehidupan sehari-hari. Yang menjadi faktor pendukung sekolah adalah lingkungan
pesantren maka, guru mempunyai inisiatif untuk menanamkan sejak usia dini serta
dorongan dari orang tua. Oleh karena itu, nilai-nilai masa keemasan anak tidak
sirna ketika sudah tumbuh dewasa ketika sudah tertanam budi pekertiyang baik
sejak dini. Adapun yang menjadi faktor penghambat adalah sebagian orang tua
mengabaikan pergaulan anaknya, membiarkan anaknya menggunakan hp tanpa
pendampingan, sehingga anak tersebut mencontoh apa yang dia lihat dan
kurangnya pembiasaan dilingkungan keluarga
Tidak tersedia versi lain