Text
Penerapan Strategi Cognitive Restructuring dengan Menggunakan Konseling Individu Untuk Menurunkan Prilaku Bullying di SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan
Kata Kunci: Strategi Cognitive Restructuig, Konseling Individu, Bullying.
Kejadian di lapangan khususnya untuk prilaku bullying siswa perlu untuk
mendapatkan perhatian khusus. Akan tetapi dimana pada realitanya banyak sekali
siswa yang memiliki masalah dengan prilaku bullying tersebut. Dimana hal ini
dapat ditemukan di lingkungan sekolah SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan.
Siswa beranggapan bahwa prilaku yang mereka lakukan hanyalah sebuah lelucon
dan hanya main-main saja, mereka berpikir bahwa yang mereka lakukan tidak
akan ada dampak buuk untuk korban dan pelaku bullying. Berdasarkan hal
tersebut maka tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini
yakni: pertama, Bagaimana Prilaku bullying di SMA Muhammadiyah 1
Pamekasan. Kedua, Bagaimana Penerapan Strategi Cognitive Restructuring (CR)
dengan Menggunakan Konseling Individu Untuk Menurunkan Prilaku Bullying di
SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan. Ketiga, Apa saja faktor pendukung dan
penghambat Penerapan Strategi Cognitive Restructuring (CR) dengan
Menggunakan Konseling Individu Untuk Menurunkan Prilaku Bullying di SMA
Muhammadiyah 1 Pamekasan.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Tahap pertama rasional. Tahap
kedua ini yaitu mengidentifkasi. Tahap ketiga yaitu pengenalan dan pelatihan
coping thought (CT). Tahap keempat dimana pindah dari pikiran-pikiran negatif
ke coping thought (CT). Tahap kelima yaitu pengenalan dan pelatihan penguatan
positif. Tahap keenam yaitu tindak lanjut atau tugas rumah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petama, prilaku bullying kebanyakan
dilakukan anak yang berlatar belakang pesisir karena mereka terbiasa dengan
lingkugan yang terbiasa bercanda dengan mengejek dan mengolok-olok serta.
Kedua, setelah penerapan stategi cognitive restrungtuing mereka sadar dan
mengetahui dampak dari prilaku yang mereka lakukan serta mereka megubah pola
fikir yang keliru/negatif ke hal yang positif. ketiga, faktor pendukung penerapan
ini adalah semua pihak sekolah dan siswa berpartisipasi dalam penerapan ini.
Sedangkan faktor penghambat yaitu orang tua siswa jika mendapat panggilan ke
sekolah tidak dapat hadir dan siswa kurang keterbukaan dalam mengungkapkan
permasalahannya
Tidak tersedia versi lain