Text
Pemerolehan Bahasa Kedua Anak Paud Ar-Raudlah Pada Keluarga Keturunan Kiai Di Sana Laok Kecamatan Waru Pamekasan
Kata kunci : Pemerolehan Bahasa, Bahasa Kedua, Anak Paud
Pemerolehan bahasa kedua bukan merupakan fenomina seragam dan dapat
diramalkan. Tidak ada satu cara yang paling ampuh bagi seseorang untuk dapat
memperoleh atau mempelajari bahasa kedua. Kemampuan memperoleh bahasa
kedua ditentukan banyak faktor. Faktor-faktor tersebut menyangkut faktor internal
(dalam diri individu) dan faktor eksternal, misalnya situasi dan intensitas pajanan
(exposure) bahasa. Faktor internal seperti usia, bakat, aspek kognisi, motivasi,
kepribadian, dan faktor eksternal, seperti situasi bahasa, strategi belajar, dan
sebagainya, hal tersebut memengaruhi perekembangan pemerolehan bahasa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka ada dua fokus penelitian yang
dijadikan fokus utama dalam penelitian ini, yaitu : Pertama, bagaimana
pemerolehan bahasa kedua dalam aspek morfologi Anak PAUD Ar-Raudlah Pada
Keluarga Keturunan Kiai di Sana Laok Kecamatan Waru Pamekasan; Kedua,
bagaimana pemerolehan bahasa kedua dalam aspek sintaksis Anak PAUD ArRaudlah Pada Keluarga Keturunan Kiai di Sana Laok Kecamatan Waru
Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif dengan
deskriptif. Sumber data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini merupakan anak paud, orang tua, dan
guru anak paud. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, dalam aspek morfologi pada
anak paud terdapat kata yang tidak lumrah untuk digunakan oleh anak-anak seusia
mereka, dari kata-kata yang mereka gunakan adalah kata-kata yang sering mereka
dengar atau mereka pelajari saat dirumah. Anak paud sudah bisa menguasai
proses pembentukan kata dan pembumbuhan afiks, seperti penggunaan prefiks
me- dan di–an. Kedua, dalam aspek sintaksis anak PAUD sudah bisa
menggunakan kalimat yang baik dan benar akan tetapi, dalam penggunaan
kalimat ada kejanggalan pada tuturan yang dituturkan anak jika dilihat dari aspek
sosialnya karena terdapat tuturan yang sifatnya mengejek dan mengumpat yang
tidak sewajarnya mereka gunakan karena mereka termasuk keturunan kiai
Tidak tersedia versi lain