Text
Konsep Etika Gru dan Murid Menurut KH. Hasyim Asy’ari Dalam Kitab Adabul ‘Alim Wal Al-muta’allim, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negri Madura (IAIN)
Kata Kunci : Konsep Etika Guru dan Murid Menurut KH. Hasyim Asy’ari
Skripsi ini membahas konsep etika guru dan murid menurut KH. Hasyim
Asy’ari dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Al-muta’allim. Kajiannya dilatar belakangi
oleh pentingnya peran etika sebagai pondasi pokok dalam pendidikan Islam studi
ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana menurut KH.
Hasyim Asy’ari dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Al-muta’allim?.
Penelitian ini dilakukan melalui metode library reseach (kajian pustaka)
dengan menggunakan metode content analiysis yaitu suatu metode study dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan objektif . Pendekatan analisis
ini dapat digunakan semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio,
berita televisi maupun dokumen bentuk lain seperti kitab dan buku.
Dunia pendidikan saat ini dapat digambarkan pada konsep hidup
masyarakat Indonesia itu sendiri yang sangat memperhatinkan, Samsul Nizar
mengatakan bahwa bangsa yang dilanda krisis dalam beberapa aspek kehidupan
yang menciptakan peran pendidikan Khususnya seokalh dipertanyakan.
Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari Mengenai etika yang harus dipedomani
oleh guru masih sangat relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar Agama Islam pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai
manivestasi kompetensi yang ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik
dalam pandangan manusia maupun Tuhan.
Sebagaimana penjelasan para ulama’ terdahulu mengenai pentingnya niat
dalam tujuan serta keikhlasan karena Allah, mencari kebahagiaan akhirat,
menghilangkan kebodohan diri. Dapat disimpulkan bahwa seorang guru dan
peseta didik dalam belajar mengajar dan mencari ilmu tidak melenceng niat
dihatinya untuk mendapatkan kehormatan, prestasi, dan untuk mendapatkan
keuntungan duniawi.
Kesadaran diri sebagai guru, ini menunjukkan guru harus menjadikan
dirinya sebagai uswah dalam memberikan contoh kepada peserta didiknya, agar di
dalam diri seorang guru tertanam untuk menjadi guru yang benar-benar
professional atau edukatif. Al-Gazali menginisiatifkan dalam penganggapan guru
sebagai batang kayu dan murid sebagai bayangannya, maksudnya tidak akan lurus
bayangan (murid) jika batang pohonnya (guru) itu bengkok, maka dari itu guru
harus menjadikan dirinya sebaik mungkin terhadap anak didiknya atau peserta
didik
Tidak tersedia versi lain