Text
Persepsi Masyarakat Pesisir Terhadap Pentingya Pendidikan Pesantren Bagi Anak Perempuan Di Desa Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan
Kata Kunci: Masyarakat Pesisir, Pendidikan Pesantren, Perempuan.
Masyarakat pesisir menganggap penting pendidikan pesantren bagi anak
perempuan. Meskipun penghasilan yang di dapat tidak menentu dan terbilang
hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, namun mereka tetap tidak
mengeyampingkan pendidikan bagi anak-anaknya terutama bagi anak perempuan.
Kekhawatiran akan kedudukan perempuan yamg mudah terpengaruh membuat
para orang tua menempatkan ia di pesantren yang sudah terbilang aman.
Berdasarkan hal tersebut, ada dua rumusan masalah, Pertama, bagaimana model
perilaku masyarakat pesisir terhadap pentingnya pendidikan pesantren bagi anak
perempuan di Desa Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Kedua,
bagaimana persepsi masyarakat pesisir terhadap pentingnya pendidikan
pesantrenbagi anak perempuan di Desa Sotabar Kecamatan Pasean Kabupaten
Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data di dapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan
nya ialah kepala desa Sotabar, orang tua, alumni santri dan anak perempuan.
Sedangkan pengecekan keabsahan datanya ialah perpanjangan da ketekunan
penelitian, diskusi dengan teman sejawat dan triangulasi.
Hasil penelitiannya ialah Pertama, masyarakat pesisir memasukkan anaknya
ke pesantren meskipun penghasilannya tidak menentu sebab waktu yang kurang
banyak dan tingkat pendidikan yang rendah mengharuskan mereka untuk
memasukkan anaknya ke pesantren agar tetap mendapatkan ilmu pengetahuan.Sisi
kerigiliusan dankepercayaannya kepada kiai membuat masyarakat memilih
pesantren yang pengelolanya adalah kiai.Kedua, masyarakat menganggap bahwa
pesantren ialah sumber ilmu keagamaan dan pengkajian kitab kuning, aktifitas
yang lebih banyak manfaatnya sehingga menambah keimanan, pendidikan
karakter serta praktek nya langsung membuat para santri mempunyai akhlakul
karimah dan mandiri, lingkungan pertemanan yang terasa mempunyai keluarga
baru, kodrat perempuan yang menjadi ibu serta wajibnya memahami ilmu-ilmu
keperempuanan, pendidikan ilmu yang tidak di kesampingkan, keberhasilan yang
tidak seratus persen tetap membuat masyarakat memilih pesantren karena
kepercayaan mereka bahwa akan lebih banyak berhasilnya daripada tidak
berhasilnya bahkan sampai sebagian orang tua menganggap bahwa jika orang tua
tidak memasukkan anaknya ke pesantren maka mempunyai hutang namun
sebagian orang tua yang lain hanya menganjurkan
Tidak tersedia versi lain