Text
Implementasi Kurikulun Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan,
Kata kunci: Kurikulum Pesantren, Iktisyaf, dan Kitab Kuning.
Kurikulum sebagai salah satu bagian yang terpenting dalam pendidikan di pesantren, harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik, sehingga akan mencapai tujuan yang diinginkan, Terutama dalam meningkatkan potensi baca kitab kuning. Khususnya kurikulum pesantren berbasis iktisyaf perlu dirumuskan dengan matang, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, hingga faktor-faktor kurikulum pesantren. Tiga hal tesebut sangat terpengruh terhadap meningkatnya potensi baca kitab kuning.
Berdasarkan hal tersebut peneliti memfokuskan tiga masalah pertama, Bagaimana Perencanaan Implementasi Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf?kedua, Bagaiamana Proses Implementasi Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan? Ketiga, Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Perencanaan Implementasi Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf dilakukan pada saat rapat yang di hadiri pengasuh/kiai dan semua pengurus pondok pesantren. Dalam proses perencanaan ini memfokuskan pada perumusan tujuan metode Iktisyaf, perumusan isi kurikulum, perumusan tenaga pendidik dan peserta didik, dan perumusan training of training untuk tenaga pendidik. Kedua, pelaksanaannya terdiri dari placement test, terintegrasi pada proses pembeljaran, interview sekligus penguatan pemahaman setiap bulan sekali, dan program tahunan yang di adakan lomba-lomba sekaligus wisuda Iktisyaf. Ketiga, faktor dalam kurikulum pesantren berbasis iktisyaf ini ada dua faktor yaitu faktor pendukung seperti adanya tenaga pendidik yang profesional, adanya dukungan dari masyarakat yang kuat. Dan juga faktor penghambat seprti kemalasan santri, tenaga pendidik yang tidak profesional.
Tidak tersedia versi lain