Text
Pembacaan Al-Qur'an Surah Nūḥ pada Tradisi Ngapor Sampan di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep,
Kata Kunci: Pembacaan Al-Qur'an surah Nūḥ, Tradisi, Living Qur'an, Studi
Kasus.
Sebagai kitab yang dibaca, pengaplikasian Al-Qur'an dalam kehidupan
masyarakat khususnya umat Islam cenderung berbeda-beda sesuai dengan
ideologi dan motivasi yang menunggainya. Salah satu motivasi tersebut berupa
kegiatan mempraktikkan ayat Al-Qur’an dalam tradisi tertentu sebagaimana yang
terjadi di Desa Dapenda Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep yang
membaca Al-Qur'an surah Nūḥ pada tradisi Ngapor Sampan. Respon pembaca
terhadap pembacaan Al-Qur'an surah Nūḥ dalam tradisi Ngapor Sampan dapat
dikatakan sebagai bentuk tafsir, karena pengertian tafsir tidak selalu berkutat pada
teks semata.
Ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu:
pertama bagaimana sejarah lahirnya tradisi Ngapor Sampan di Desa Dapenda,
Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, kedua bagaimana prosesi dari
tradisi Ngapor Sampan di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten
Sumenep, ketiga Apa makna dibalik pembacaan Al-Qur'an surah Nūḥ pada tradisi
Ngapor Sampan di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten
Sumenep.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi
kasus. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Sumber informasi berasal dari beberapa ustaz di Desa Dapenda dan pelaku tradisi
Ngapor Sampan (nelayan) di Desa Dapenda. Sedangkan pengecekan keabsahan
data dilakukan melalui ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, sejarah tradisi Ngapor
Sampan berawal dari kisah Nabi Nuh dan bahteranya. Alasan dilakukannya tradisi
Ngapor Sampan ialah sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan hasil
tangkapan ikan yang banyak ketika melakukan pelayaran, mendapat berkah
sehingga memperoleh keselamatan, dan agar tampak estetik. Kedua, tradisi
Ngapor Sampan memakan waktu sekitar 24 jam atau sehari semalam dengan
tahapan menyeret perahu hingga menyentuh daratan, dilakukan pembersihan dan
pengecatan, terakhir pembacaan Ayat-ayat Al-Qur'an. Ketiga, makna dibalik
pembacaan Al-Qur'an surah Nūḥ dalam tradisi Ngapor Sampan disebabkan
pemahaman mereka terhadap kisah Nabi Nuh. Harapan mereka dengan adanya
kegiatan pembacaan Al-Qur'an surah Nūḥ dalam tradisi Ngapor Sampan ialah
agar mendapat berokah dari nabi Nuh sehingga perahu dan seluruh anggota
nelayan bisa terhindar dari malapetaka sebagaimana dahulu Allah menyelamatkan
Nabi Nuh dan kaumnya yang taat dari azab Allah Swt
Tidak tersedia versi lain