Text
Analisis Leksikologi Term ‘Afā, Ṣafaḥa dan Gafara Perspektif Tafsir Al-Mishbᾱh
Kata Kunci: Leksikologi, Term ‘Afā, Ṣafaḥa, dan Gafara, dan Al-Mishbāh.
Dalam kehidupan sosial, perilaku memaafkan merupakan perilaku yang
lazim di tengah-tengah masyarakat. Memaafkan merupakan perilaku yang
tergolong dalam akhlāq al-mahmudah. Dalam al-Qur’an, terdapat banyak ayat
yang membahas tentang perilaku memaafkan, baik pemaafan dari Allah kepada
makhluk-Nya ataupun pemaafan antara manusia dengan manusia lainnya. Bahkan
al-Qur’an menggunakan tiga term untuk menunjukkan makna pemaafan, yaitu
‘afā, ṣafaḥa, dan gafara. Hanya saja makna pemaafan ketiganya menunjukkan
pada konteks yang berbeda. Secara jelas perbedaan tersebut dapat dilihat
berdasarkan penafsiran QS. at-Tagābun [64]: 14 yang memuat tiga term tersebut
sekaligus. Hal inilah yang menjadikan motivasi peneliti untuk menganilisis
perbedaan makna ketiga term tersebut, berdasarkan penafsiran Quraish Shihab
dalam Tafsir Al-Mishbāh yang difokuskan pada kajian ayat-ayat yang
menggunakan term ‘afā, ṣafaḥa, dan gafara dalam bentuk fi’il muḍari’.
Perbedaan tingkatan makna memaafkan tersebut, peneliti analisis
menggunakan analisis leksikologi atau ilmu yang membahas tentang seluk beluk
makna kata dalam sebua kamus. Pada penelitian ini, analisis difokuskan pada
kajian makna sebuah kata dalam kamus, perubahan serta perkembangan sebuah
kata. Kegiatan analisis ini dilakukan setelah peneliti memaparkan ayat-ayat serta
penafsirannya berdasarkan Tafsir Al-Mishbāh, selanjutnya peneliti akan
menganalisis bagaimana penafsiran Quraish Shihab terhadap ayat-ayat tersebut
serta mengaitkannya dengan makna kamus term tersebut, sehingga perbedaan
spesifik ketiga term tersebut dapat disimpulkan. Selain itu, pendekatan yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif atau mencari sumber
informasi data berdasarkan data pustaka atau wawancara.
Setelah melakukan analisis pada ketiga term tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa perbedaan makna konteks pada ayat-ayat pemaafan juga
dapat mendeteksi adanya logika bertingkat pada ketiga term tersebut. Perbedaan
serta makna ayat-ayat pemaafan terbagi menjadi dua bagian; 1) pemaafan Allah
kepada makhluk-Nya (tingkat pemaafan pertama yaitu ‘afā dan tingkatan tertinggi
yaitu gafara) 2) pemaafan antara manusia dengan manusia lainnya (pemaafan
pertama yaitu ‘afā, kedua yaitu ṣafaḥa dan tertinggi yaitu gafara). Hal ini
berdasarkan hasil analisis menurut penafsiran Quraish Shihab dengan
menggunakan analisis leksikologi.
Tidak tersedia versi lain