Text
“Diksi Kikir dalam al-Qur’an (Analisis Stilistika al-Qur’an)”
Kata Kunci: Kikir, Stilistika, Diksional-Leksikal
Pemilihan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an tidak lepas dari keistimewaan yang
melekat pada bahasa itu sendiri. Bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang paling estetik,
menarik untuk dikaji dan diekploitasi sesuai kebutuhan zaman. Tak jarang, bahasa-bahasa
lain seringkali tidak dapat mewakili satu lafal yang melekat pada al-Qur’an. Di antara lafal
al-Qur’an yang menarik untuk diteliti adalah lafal yang bermakna kikir dalam al-Qur’an. Kata
yang bermakna kikir dalam al-Qur’an dibahasakan kedalam tiga kata yakin bakhila, al- syuh},
dan qatu>ra>. Ketiga kata yang mengandung makna yang sama inilah kemudian menjadi
perbincangan yang hangat dikalangan pakar. Ada yang mendukung, bahkan ada juga yang
menganggap bahwa tara>duf dalam al-Qur’an tidak pernah ada.
Penelitian ini mempunyai tiga pokok kajian berupa; apa saja diksi kikir yang termaktub
dalam al-Qur’an, konstruksi diksi kikir dalam Al-Qur’an berdasarkan teori diksional-leksikal
dalam stilistika serta implikasi diksional- leksikal terhadap lafal yang bermakna kikir dalam
Al-Qur’an. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan metode kualitatif . Penelitian ini
bersifat analisis isi (content analysis). Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode dokumentatif. Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan stilistika khususnya kajian seputar diksional-leksikal.
Dalam penelitian ini didapati bahwa: (1) diksi kikir dalam al-Qur’an disebut
menggunakan 3 kata yang berbeda berikut derivasinya yakni bakhila, al- syuh}, dan qatu>ra>.
(2) konstruksi diksi kikir dalam al-Qur‟an berdasarkan teori diksional-leksikal yakni kata
bakhila, al- syuh}, dan qatu>ra>. (3) sedangkan implikasi pemaknaan tiga kata tersebut tidak
sama, tercatat ada tiga jenis pemaknaan dari masing-masing term dimaksud yakni
bakhila;menahan harta serta tamak dan tidak menunaikan hak-hak Allah SWT. Al-Syuh}
bermakna;tamak akan kasih sayang dan harta, pelit terhadap harta yang dimiliki dan
tamak dengan menginginkan hak yang terdapat pada orang lain. Dan qatu>ra> bermakna;
terlalu hemat dalam mengeluarkan harta sampai haknya tidak terpenuhi dengan baik
Tidak tersedia versi lain