Text
ANALISIS MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI FATAYAT NAHDLATUL ULAMA (NU) RANTING BANGKES DALAM MENGELOLA USAHA JATRA
Kata Kunci: Manajemen, Komunikasi Organisasi, Pengelolaan Usaha
Manajemen komunikasi organisasi merupakan suatu prosespengelolaan
penggunaan sumber daya komunikasi untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas
berdasarkan makna sama dan dikondisikan guna mencapai tujuan organisasi seperti
yang ditetapkan. Kegiatan yang ada dalam organisasi ini yaitu mengelola usaha
JATRA yang dilakukan langsung kordinator bidaang kesehatan yang ada di bawah
naungan Organisasi Fatayat NU Ranting Bangkes. Maka dari itu perlu melakukan
penelitian untuk mengetahui Analisis Manajemen Komunikasi Organisasi Fatayat
Nahdlatul Ulama’ Ranting Bangkes Dalam Mengelola Sebuah Usaha JATRA.
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut seorang penulis perlu menyusun
kerangka teori sebagai landasan untuk menggambarkan dari segi mana penulis
menyoroti masalah yang dipilihnya. Dalam penelitian ini yang dianggap relevan di
antaranya adalah teori manajemen komunikasi organisasi, dan teori komunikasi
organisasi. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis
data penelitian ini dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan atau
verifikasi data. Adapun pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa manajemen
komunikasi organisasi di Fatayat NU Ranting Bangkes dalam mengelola usaha
JATRA sudah berjalan dengan baik, hal ini didukung oleh suatu komunikasi langsung
yang terjadi antara ketua Fatayat dengan beberapa kordinator bidang. Selain itu juga
didukung oleh perencanaan yang disusun sesuai waktu dari masing-masing anggota
bagaimana mereka mengelola usaha JATRA. Untuk pengorganisasian ada bidang
kesehatan yang bertanggung jawab, dan pengelolaan bagaimana bidang kesehatan
mengelola usaha baru ini untuk pembuatan setiap dua minggu sekali, hasilnya dihitung
dan dibagikan ke anggota bidang kesehatan untuk dijualnya. Selain itu, ada juga faktor
penghambat dan pendukung dalam pengelolaan usaha JATRA seperti: adanya usaha
belum memiliki BPOM, masa kadaluarsa tergantung suhu, setiap anggota tidak mudah
meminta izin dalam pengelolaan. Pendukung: adanya kerja sama tim bersifat
kekeluargaan, adanya ketersediaan bahan, memiliki SIUP sehingga bisa dipasarkan ke
tingkat Kabupaten.
Tidak tersedia versi lain