Text
NILAI-NILAI ETIKA SOSIAL DALAM AL-QUR’AN SURAT ALNAHL AYAT 90 (STUDI KOMPARATI TAFSIR AL- ALŪSĪ DAN TAFSIR ALTHABĀTHABĀ’Ī.
Kata kunci: Etika Sosial, al- Alūsī, Al-Thabāthabā’ī
Al-Qur’an diturunkan ke bumi tidak hanya menunjukkan cara yang
benar kepada manusia sehingga mereka mencapai kesalehan spritual, tetapi
juga membentangkan jalan agar manusia dapat menciptakan keharmonisan
sosial. Bertebaran ayat-ayat yang berisi pedoman dalam berinteraksi sosial
yang dikenal dengan etika sosial. Pesan al-Qur’an ini dapat ditangkap
dengan lebih benar melalui telaah tafsir ulama.
Al-Alūsī seorang mufassir yang berasal dari Irak, sedangkan AlThabāthabā’ī lahir dan besar di Iran. Keduanya memiliki latar yang berbeda
yaitu sunni dan syi’ah. Perbedaan latar ini memengarūhi penafsiran mereka
terhadap ayat-ayat al-Qur’an.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai etika sosial
dalam al-Qur’an surat al-Nahl ayat 90 dalam Tafsir al-Alūsī, nilai-nilai etika
sosial dalam al-Qur’an surat al-Nahl ayat 90 dalam Tafsir Al-Thabāthabā’ī,
dan perbedaan nilai-nilai etika sosial dalam al-Qur’an surat al-Nahl ayat 90
dalam Tafsir al-Alūsī dan Tafsir Al-Thabāthabā’ī.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis penelitian
perpustakaan. Sumber data primer penelitian ini adalah Tafsir Rūh alMa’ānī fī Tafsīr al-Qur’an, dan Tafsir al-Mīzān fī Tafsīr al-Qur’an. Data
dikumpulan dengan teknik dokumen dan dianalisis dengan teknik analisi isi.
Ada enam nilai etika sosial yang terdapat dalam ayat 90 surat al-Nahl
yaitu: ‘adl, ihsān, ītā’i dzi al-qurbā, fahsya, munkar, baghī. Al-Alūsī
menekankan ‘adl pada sikap moderat, sedangkan Al-Thabāthabā’ī
menekankan pada sikap proporsional. Dalam hal ihsān, Al-Alūsī
mencakupkan ayat ini pada kebaikan ritual dan sosial, sedangkan AlThabāthabā’ī melihatnya terbatas pada kesalihan sosial. Ītā’i dzi al-qurbā
menurut Al-Alūsī, pemberian bisa berupa material ataupun non material,
sedangkan Al-Thabāthabā’ī mengkhususkan pada material.
Tidak tersedia versi lain