Text
PENERAPAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PELET BHETTENG DI DESA BATUKERBUY KECAMATAN PASEAN
ABSTRAK
Risqidatul Hasanah, 2021, Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Pelet Bhetteng Di Desa Batukerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN), Dosen Pembimbing: Muliatul Maghfiroh M.Pd.I
Kata Kunci: Nilai-nilai Keislaman, Tradisi, Pelet Bhetteng
Tradisi Pelet Bhetteng
Tradisi pelet bhetteng merupakan tradisi turun temurun yang diturunkan oleh nenek moyang kepada kita, tradisi pelet bhetteng merupakan tradisi yang masih di jaga kelestariannya di Madura maupun di daerah Jawa Lainnya. Tradisi ini berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya ilmu pengetahuan. Serta tak lupa di sesuaikan dengan Syariat Islam karna memang di Madura dan di Pamekasan pada khususnya mayoritas beragama Islam yang Fanatik. Jadi kebudayaan atau tradisi yang menyimpang dengan syariat Islam tidak lantas di buang begitu saja akan tetapi di perbaharui sesuai dengan Syariat Islam yang ada.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaimana Tahapan ritual Pelaksanaan TradisiPelet Bhetteng di Desa Kaduara Batukerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan kedua Bagaimana nilai-nilai keislaman dalam Tradisi Pelet Bhetteng di Desa Batukerbuy Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan pemdekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, informasinya adalah sesepuh desa, dukun bayi, tokoh agama, pasutri sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikut sertaan, ketekunan atau keajegan, triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama Nilai-nilai keislaman yang terkadnung di dalam Tradisi Pelet Bhetteng yakni bisa bersilaturraahmi, membaca ayat suci Al-Qur’an, doa, serta sholawatun nabi, adapun asal mula tradisi tersebut merupakan turun temurun dari sesepuh terdahulu, akan tetapi dengan seiringnya zaman sudah berubah, yakni sudah ada nilai-nilai keislamanya. Kedua Adapun tahapan ritualnya yakni yang pertama di pijat sang wanita yang hamil tersebut, setelah itu sepasang suami istri duduk dikursi, dan kain putih diletakkan dibahu suaminya, kemudian si istrinya memegang ayam dengan cara di tepok-tepok ayamnya, setelah itu memegang kelapa serta menetaskan telor ayam dengan diinjak, kemudian proses pemandian dengan menggunakan gayung dari batok kelapa dan batangya dari batang beringin, dan juga ada sesi pemberian uang, serta dikahir ada doa.
Tidak tersedia versi lain