Text
JARGON BAHASA MADURA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PADA MASYARAKAT PASAR CANDI DUNGKEK SUMENEP
ABSTRAK
Moh Permadi, 2020, Jargon Bahasa Madura dalam Transaksi Jual Beli pada
Masyarakat Pasar Candi Dungkek Sumenep, Skripsi, Program Studi Tadris
Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura,
Pembimbing: Moh Hafid Effendy, M.Pd.
Kata kunci : jargon, bahasa madura, transaksi jual beli
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya variasi Bahasa Madura dalam
transaksi jual beli di Pasar Candi. Digunakannya jargon tersebut di dalam
transaksi jual beli masih terbilang has, hal ini dikarenakan jargon yang digunakan
oleh masyarakat Pasar Candi tak lepas dari sifat dan sosial budaya mereka dalam
membentuk jargon baru yang di secara tidak langsung disepakati oleh masyarakat
Pasar Candi.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada tiga fokus penelitian yang dijadikan
kajian pokok, pertama,bagaimana bentuk jargon Bahasa Madura yang dituturkan
masyarakat dalam transaksi jual beli di Pasar Candi Kecamatan Dungkek
Kabupaten Sumenep?, kedua, bagaimana fungsi bentuk jargon Bahasa Madura
yang dituturkan masyarakat dalam transaksi jual beli di Pasar Candi Kecamatan
Dungkek Kabupaten Sumenep?, ketiga, bagaimana makna bentuk jargon Bahasa
Madura yang dituturkan masyarakat dalam transaksi jual beli di Pasar Candi
Kecamatan Dungkek Kabupaten Suemenep?
Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis etnografi
dengan prosedur pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini merupakan penjual dan juga pembeli
di Pasar Candi Dungkek Sumenep.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : pertama,adanya berbagai
macam bentuk kata, baik berupa kata sifat, kata kerja, kata benda, jargon akronim
dan jargon walikan, baik jargon yang bersifat rahasia ataupun yang umum di
dalam transaksi jual beli. Kedua,Fungsi dalam setiap kata jargon yang digunakan
oleh masyarakat Pasar Candi Dungkek Sumenep, mempunyai fungsi sebagai alat
untuk menyebutkan sebuah benda ataupun sifat dari benda tersebut. fungsi
tersebut juga tak lepas dari siapa yang menggunakannya dalam sebuah tuturan
dalam transaksi jual beli. Ketiga, mempunyai makna yang beragam baik yang
bermakna positif ataupun yang bermakna negatif, hal itu juga tak lepas dari
kepribadian masyarakat Pasar Candi yang keras menunjukkan bahwa lebih
seringnya jargon yang bermakna negatif digunakan daripada jargon yang
bermakna positif, hal tersebut juga berhubunggan dengan tidak adanya aturan
dalam penggunaan jargon yang bermakna negatif, sehingga masyarakat Pasar
Candi bebas menggunakan jargon dalam pembicaraan sehari-harinya.
Tidak tersedia versi lain