Text
MODEL KOMUNIKASI DAKWAH ROHANIAWAN ISLAM DALAM MEMBINA TAHANAN (Studi Kasus Tahanan Kepolisian Resort Sampang)
ABSTRAK
Adi Fauzan Romdoni, 2020, Model Komunikasi Dakwah Rohaniwan Islam Dalam
Membina Tahanan (Studi Kasus Rumah Tahanan Kepolisian Resort Sampang),
Program Studi KPI, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Madura, Pembimbing:
Moh. Zuhdi, M.I.Kom.
Kata Kunci: Model Komunikasi Dakwah, Rohaniwan Islam, Pembinaan Tahanan
Model komunikasi dakwah merupakan suatu strategi yang diperlukan oleh
Rohaniwan Islam dalam mengefektifkan proses pembinaan terhadap para tahanan
yang mayoritasnya para pelanggar hukum berwatak keras. Pembinaan tahanan
merupakan salah satu aktivitas dakwah yang rutin dilaksanakan di setiap rumah
tahanan, khususnya rumah tahanan Kepolisian Resort Sampang, dengan tujuan
untuk memberikan pencerahan terhadap tahanan. Pembinaan disini dilaksanakan
atas dasar Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No 4 Tahun
2015, dan dilanjutkan dengan kebijakan Kepala Kepolisian Resort Sampang.
Berdasarkan hal tersebut, maka fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu:
pertama, Bagaimana Model Komunikasi Rohaniwan Islam terhadap para tahanan
di Rumah Tahanan Kepolisian Resort Sampang; kedua, Apa saja tantangan dan
hambatan dalam proses pembinaan oleh Rohaniwan Islam terhadap tahanan di
Rumah Tahanan Kepolisian Resort Sampang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Informannya adalah Rohaniwan Islam, para tahanan, dan penjaga rutan Polres
Sampang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, model komunikasi dakwah
yang digunakan Rohaniwan Islam dalam kegiatan pembinaan ini menggunakan
model komunikasi linear yang digagas oleh Aristoteles yang biasa dikenal dengan
model retorik, dengan menggunakan metode ceramah yang bersifat persuasif, guna
mempengaruhi para tahanan agar berubah ke arah yang lebih baik. Kedua,
tantangan yang dihadapi dalam kegiatan pembinaan ini adalah bagaimana caranya
agar para tahanan bisa berubah ke perilaku yang lebih baik nantinya setelah masa
tahanannya selesai. Sedangkan hambatannya adalah Para tahanan harus
dibangunkan dari tidur, para tahanan kurang disiplin ketika akan melaksanakan
proses pembinaan, seperti masih mandi, pakai baju,dan lain-lainnya, kapasitas
ruang tahanan yang kurang memadai, Jumlah Rohaniwan Islam yang ada tidak
sebanding dengan populasi tahanan. Sehingga tidak fokus ke masing-masing kasus
/ permasalahan yang dialami oleh tahanan.
Tidak tersedia versi lain