Text
PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDU UNTUK MENGATASI SISWA PASIF DENGAN POLA ASUH OTORITER DI MAN 2 PAMEKASAN
ABSTRAK
NURHAYATI, 2020, Pelaksanaan Konseling Individu Untuk Mengatasi Siswa Pasif Dengan Pola Asuh Otoriter di MAN 2 Pamekasan, Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Pembimbing: Dr. H. Nor Hasan, M. Ag.
Kata Kunci: Konseling Individu, Siswa Pasif, Pola Asuh Otoriter.
Keterlibatan siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar agar guru dapat mengetahui seberapa paham siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Siswa pasif ini masih sering banyak dijumpai terutama karna pengasuhan dari orang tuanya, yang mengakibatkan nilai siswa menurun dan siswa sulit untuk aktif di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut, maka ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini yaitu: Pertama, Bagaimana gambaran siswa pasif dengan pola asuh otoriter di MAN 2 Pamekasan?, Kedua, Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan konseling individu bagi siswa pasif dengan pola asuh otoriter di MAN 2 Pamekasan?, Ketiga, Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan konseling individu bagi siswa pasif dengan pola asuh otoriter di MAN 2 Pamekasan?.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Sedangkan tekhnik pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.
Setelah peneliti melakukan penelitian di MAN 2 Pamekasan dapat disimpulkan Pertama, gambaran dari siswa pasif dengan pola asuh otoriter ini yaitu siswa cenderung pendiam, tidak mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, sulit untuk mengemukakan pendapatnya dan juga tidak mampu berbicara di depan umum, siswa pasif ini juga cenderung sulit untuk bergaul karna tidak mempunyai kepercayaan diri yang tinggi sehingga merasa malu untuk bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Kedua, langkah-langkah pelaksanaan konseling individu di MAN 2 Pamekasan yaitu melakukan identifikasi klien untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa dengan melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran dan melakukan observasi secara langsung maupun menggunakan angket AKPD, langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan konseling, evaluasi, tindak lanjut, dan kemudian guru BK membuat laporan konseling. Ketiga, faktor pendukung dari pelaksanaan konseling individu ini yaitu adanya aplikasi instrumentasi yang berupa AKPD sehingga mempermudah guru BK untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh siswa dan adanya kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru BK. Faktor penghambat dari pelaksanaan konseling individu ini yaitu kurang terbukanya siswa saat proses konseling berlangsung sehingga guru BK sulit untuk mengetahui masalah siswa secara lebih mendalam dan tidak adanya ruang konseling sehingga membuat siswa menjadi sungkan untuk menceritakan masalah yang dihadapi.
Tidak tersedia versi lain