Text
MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PAMEKASAN
ABSTRAK Erfan Faruq, 2019, Manajemen Kurikulum Berbasis Kewirausahaan dalam Meningkatkan Mutu Lulusan Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pamekasan, Skripsi, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Madura, pembimbing: Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I Kata Kunci: Manajemen Kurikulum, Berbasis Kewirausahaan, Mutu Lulusan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Kewirausahaan dalam Meningkatkan Mutu Lulusan Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pamekasan. Manajemen kurikulum sebagai rencangan pendidikan yang mempunyai kedudukan cukup dominan dalam pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, dalam penyusunan kurikulum kewirausahaan dibutuhkan landasan yang bersifat fundamental yaitu landasan filosofis yang akan mendeskripsikan orientasi subtantif berbagai aspek yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: pertama, Bagaiman penerapan Majemen Kurikulum Berbasis Kewirausahaan dalam meningkatkan mutu lulusan di SMKN 2 Pamekasan; kedua Apa saja kendala dalam Menerapkan Majemen Kurikulum Berbasis Kewirausahaan dalam meningkatkan mutu lulusan di SMKN 2 Pamekasan, ketiga bagaiman solusi dalam mengatasi kendala pada penerapan Manajemen Kurikulum berbasis Kewirausahaan dalam meningkatkan Mutu lulusan di SMKN 2 pamekasan
4
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologis. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informannya adalah wakasek, guru, siswa, alumni . Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan atau keajengan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, upaya yang dilakukan lembaga adalah memberikan kebebasan terhadap siswa untuk memilih jurusan sesuai dengan keinginan dan kemampuannya , kedua, faktor penghambat di lembaga adalah banyaknya guru senior yang kurang fasih dalam menerapakan kecanggihan teknologi yang di terapakan di lembaga, ketiga,solusi dalam lembaga adalah menerima masukan dari guru-guru dan staf karyawan.
Tidak tersedia versi lain