Text
PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA SANTRI MELALUI RUTINITAS SHOLAT BERJAMAAH DI MADRASAH DINIYAH ULA TSAMROTUL QOLBISSALIM SAMPANG
ABSTRAK
A. Mumajjad, 2019. Pembentukan akhlak mulia santri melalui rutinitas sholat berjama’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim sampang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah, Pembimbing: Drs. H. Saiful Arif, M.Pd.
Kata Kunci : pembentukan akhlak mulia santri, rutinitas sholat berjema’ah.
Shalat jama’ah ialah shalat yang dilakukan secara bersama sama paling sedikit dilakukan oleh dua orang yang seorang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum, Akhlak mulia juga disebut akhlak terpuji, akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa arab akhlaq mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti “dipuji”. Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya)
Berdasarkan hal tersebut, maka ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, Apa yang melatar belakangi kepala madrasah mengadakan sholat berjama’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang , Kedua, Bagaimana gambaran keberhasilan dalam pembentukan akhlak mulia santri melalui rutinitas sholat berjema’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang, ketiga, Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan akhlak mulia melalui rutinitas sholat berjama’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif dikarenakan data yang diambil berupa kata-kata bukan angka. sumber data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informasinya adalah Kepala Madrasah, sanrti,dan ustad- ustadah, serta teknik melalui data triangulasi sumber dalam menggali kebenaran dan teori.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Apa yang melatar belakangi kepala madrsah mengadakan sholat berjama’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang ? yaitu : adanya sebuah filosofi, a) Dengan melaksanakan sholat berjama’ah umat Islam akan kuat Ibaratkan Banyak lidi yang tidak mudah dipatahkan b) Sebagai ladang ibadah, ibaratkan menanam padi maka rumput ikut, jika menanam rumput padi tidak akan ikut, padi ibaratkan akhirat dan rumput ibaratkan kehidupan dunia c) Ibaratkan berlayar pada menggunakan kapal pada laut tidak didarat akan sampai pada negeri akhirat. d) Ibaratkan memilih emas diantara perak dan perunggu. e) Ibaratkan memegang payung yang akan menjadi pelindung di negeri Akhirat. f) Lambang kekuatan umat Islam. g) Ibaratkan menanam pohon sejak kecil. h) Penyambung tali Estafet dari generas ke generasi. Kedua, Bagaimana gambaran keberhasilan dalam pembentukan akhlak mulia santri melalui rutinitas sholat berjema’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang ? yaitu : a) santri lebih bisa menghargai waktu, b) santri dapat menghormati guru dengan bersalaman ketika bertemu, c) santri dapat menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, d) berdzikir dan berdo’a, e) santri lebih patuh pada ustadz dan mau bekerja sama dengan santri lain/gotong royong, Ketiga, Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan akhlak mulia melalui rutinitas sholat berjama’ah di Madrasah Diniyah Ula Bustanul Tsamrotul Qolbissalim Sampang ? yaitu : Faktor pendukung a) dukungan kepala madrasah dan kesabaran orang tua, b) Kesabaran ustad dan ustadzah dalam mengajar memberi pemahaman tentang keutamaan berjama’ah, c) Panggunaan media pembelajan, d) Pemberian riward¬ (hadiah) dan Punishman (hukuman) bagi yang melaksanakan sholat berjama’ah, e) Adanya prinsip-prinsip pelaksanaan sholat berjamaah yang tegas, f) melakukan sholat berjama’ah di rumah, g) adanya pembelajaran tilawah agar bacaan al-Qur’annya benar. faktor penghambat: a) santri yang tidak bisa diatur, b) ketika sholat berlangsung sebagian santri masih ada yang bercanda, c) antri ditempat wudhu’, d) santri yang berbicara ketika azan, e) santri yang tidak membawa perlengkapan sholat, f) santri yang malas mengikuti jama’ah, g) ketidakkonsistenan guru atau ustad dalam sistem kepengurusan dan tidak masuk, h) selesai sholat santri berbicara.
Tidak tersedia versi lain