Text
PASANGAN SUAMI ISTRI TUNANETRA DAN TUNADAKSA DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH (STUDI KASUS DI DESA PALASA, KECAMATAN TALANGO, KABUPATEN SUMENEP
ABSTRAK
Istafaina Amalatul Jannah, 2018, “Upaya Pasangan Suami Istri Tunanetra dan Tunadaksa Dalam Membentuk Keluarga Sakinah (Studi Kasus Di Desa Palasa, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep)”,Skripsi, Program Studi Al-Akhwal Al-Syakhshiyyah, Jurusan Syari’ah, IAIN Madura., Pembimbing:Dr. Umi Supraptiningsih. M. Hum.
Kata Kunci:Suami Istri,Tunanetra Dan Tunadaksa, Keluarga Sakinah.
Dalam sebuah pernikahan yang bahagia, cinta dan kasih sayang selalu tumbuh diantara pasangan suami istri. Jika tidak ada cinta dan kasih sayang maka sebuah keluarga akan runtuh. Suami maupun istri sejak menjalani kehidupan di dalam pernikahannya, mereka haruslah sama-sama mengetahui bahwa cinta itu sesuatu yang hidup dan tidak akan pernah mati. Jika sudah ada cinta dan kasih sayang maka keluarga akan menjadi harmonis, bahagia, dan damai. Dan bisa dikatakan termasuk kategori keluarga sakinah. Akan tetapi bagaimana dengan pasangan suami istri tunanetra dan tunadaksa yang tentunya sangat sulit dalam membentuk keluarga sakinah, berbeda dengan keluarga yang lainnya (normal).
Ada tiga fokus yang dikaji dalam penelitian: Pertama,Bagaimana Pasangan Suami Istri Tunanetra atau Tunadaksa Menjalankan Kewajiban Dalam Rumah Tangganya, Kedua, Apa Saja Upaya Pasanagan Suami Istri Tunanetra dan Tunadaksa Dalam Membentuk Keluarga Sakinah, Ketiga,Bagaimana Tinjauan Dari Hukum Islam Tentang Upaya Pasangan Suami Istri Tunanetra dan Tunadaksa Dalam Membentuk Keluarga Sakinah.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunkan tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan: pertama, Seorang suami yang mengalami cacat tunanetra atau tunadaksa masih bisa memenuhi nafkahnya meskipun tidak sesempurna masyarakat (suami) pada umumnya. Ada sebagian istri yang menjadi tulang punggung dan membantu sang suami dalam memenuhi tanggung jawab dalam rumah tangganya. Meskipun para suami sangat sulit dalam mencari nafkah tetapi mereka tidak pernah putus asa dengan tanggung jawabnya, mereka tetap semangat mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Mereka tidak pernah berkecil hati dan tetap semangat meskipun penghasilan mereka tidak seberapa, Kedua, adanya rasa pengertian, kasih sayang, saling melengkapi satu sama lain, bahagia, dan saling menerima kondisi pasangan. Hal itu yang menjadikan seorang suami istri tunanetra dan tunadaksa berkehidupan harmonis dalam rumah tangganya yang berada di Desa Palasa. Menciptakan rasa nyaman dan tentram dalam sebuah keluarga merupakan sebuah kebutuhan, hal tersebut yang menjadikan mereka menjadi keluarga yang harmonis, bahagia, dan tentram. Dan termasuk kategori dalam keluarga sakinah. Ketiga, Keluarga yang dapat menjalankan dan menciptakan suasana akrab sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya, Dengan suasana seperti ini mereka dapat menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tidak hanya hubungan harmonis anatar suami dan istri saja, akan tetapi mereka mempunyai hubungan yang baik dengan anak-anaknya, dan hubungan yang baik dengan tetangga sekitarnya.
Tidak tersedia versi lain