Text
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK BUDAYA ISLAMI DI MA NASYATUL MUTA’ALLIMIN I GAPURA TIMUR, GAPURA SUMENEP
ABSTRAK
Hosnani, 2018, Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Budaya Islami di MA Nasyatul Mutaallimin I Gapura Timur, Gapura Sumenep, Skripsi, Program Studi MPI, Jurusan Tarbiyah,Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Pembimbing: Dr. Edi Susanto, M.Fil.I.
Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Pembentukan Budaya Islami
Skripsi ini membicarakan tentangPeran Kepala Sekolah dalam Membentuk Budaya Islami di MA Nasyatul Mutaallimin I Gapura Timur, Gapura Sumenep. Ada dua Fokus yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini. Petama, Peran Keapala Sekolah.Kedua,Faktor pendukung dan penghambat dalampembentukan budaya Islami. Ketiga,Upaya Kepala Sekolah dalam membentuk budaya Islami.
Penelitianinimenggunakanpendekatankualitatifdenganjenisdeskriptif.Pengumpulan data didapatolehpenelitimelalui interview, observasidananalisis dokumentasi.Adapuninformanatausubjekdaripenelitianiniadalah kepala sekolah, penanggung jawab kegiatan budaya Islami, kesiswaan, kepala urusan kurikulum, guru, dan sebagian siswa yang mengikuti Kegiatan budaya Islami diMA Nasyatul Mutaallimin I Gapura Timur, Gapura Sumenep .Sedangkan teknikyang digunakanuntukmengecekkredibilitas data yaituperpanjangankehadiranpeneliti dan observasimendalam.
Dari hasil penelitian dapat dipaparkan:Pertama, peran kepala sekolah dalam membentuk budaya Islami: 1) menunjuk Mentor kegiatan pembentukan Islami dengan memberi tanggung jawab untuk menjadi koordinator kegiatan pagi dalam pembentukan budaya Islami. 2Guru-gu memberikan pembiasaan keteladanan yang dilakukan di Madrasah seperti berjabat tangan kepada sesama guru dan sesama jenis, berdoa bersama sebelum memulai pelajaran Kedua, Kendala yang dialami ketika melaksanakan kegiatan budaya Islami adalah: 1) Perbedaan tanggung jawab peserta didik terhadap dirinya sendiri, 2) sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga ketika kegiatan bentrok dengan kegiatan MTS disebelah kelas MA maka kegiatan budaya Islami harus dilaksanakan di dalam kelas masing-masing, dan itu mengurangi rasa kebersamaan bagi mereka, kurang kompakpun dirasakan.Ketiga, faktor pendukung dalam pelaksanaan budaya Islami adalah lingkungan pesantren, lebih hidup dan lebih aktif kultur dari pada sisitemnya sehingga pembentukan budaya Islami mudah dilaksanakan Keempat, Memberikan hukuman secara bertahap bagi peserta didik yang selalu lambat hadir ke sekolah dan terpaksa tidak bisa ikut kegiatan budaya Islami tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi seluruh civitas akademik di MA Nasyatul Mutaallimin I Gapura Timur, Gapura Sumenep untuk bisa lebih meningkatkan kualitas kegiatan budaya Islami untuk lebih mendalamnya hasil pembentukan bagi peserta dalam membentuk karakter Islami dalam diri mereka masing-masing.
Tidak tersedia versi lain